“Jangan pernah kasih keluar rumah itu barang,” kata Mas Helmi, putra Anregurutta KH Ali Yafie, menirukan amanat ahli waris mushaf.
Saya berbinar mendengar Mas Arief bersama timnya, anak-anak muda di Merial Institute semangat ikut jelajah naskah. Apalagi, Mbak Husnul Al Makazzary, ahli naskah Bugis dari Makassar Heritage Institute.
Maka, sesaat setelah mendarat, kami pun langsung meluncur, singgah ziarah ke makam Gurutta Ambo Dalle di Mangkoso, lalu menuju Jampua, Pinrang.
Dan, betapa kami terkejut, bahkan keluarga Mas Helmi Ali Yafie pun tak mengira, bukan hanya ada satu mushaf, di rumah Qadi Pinrang ini tersimpan puluhan manuskrip yang mengandung teks-teks abad 17 hingga arsip Qadi awal abad 20, termasuk karya Syekh Yusuf Makassar.
Kondisi mushaf baik, namun manuskrip2 lainnya rapuh, perlu segera dilakukan konservasi dan penyelamatan melalui alih media digitalisasi, agar isinya bisa dikaji.
Sebelum istirahat, tim sempatkan singgah di IAIN Parepare, berjumpa Pak Rektor, Prof Hamani, dan sejumlah dosen. Beberapa program kerja sama sudah diniatkan, semoga bisa istiqamah mewujudkan.
“Besok kami menuju Sengkang, melanjutkan jelajah naskah, melacak jejak sejarah yang terserak, merawat naskah Nusantara,” tutup Prof Oman. (wis)