English English Indonesian Indonesian
oleh

Kisah Pilu Warga Bajo, Puluhan Tahun Kesulitan Air Bersih

BONE, FAJAR – Akses air bersih masih sulit bagi warga pesisir Bajoe di Bone. Kendati masih dalam lingkup wilayah perkotaan, masyarakat masih harus berjibaku terhadap kebutuhan dasarnya.

Pemerintah kecamatan mencatat ada 400 rumah tangga yang mengalami kesulitan air bersih. Salah satu titik yang cukup krusial berada di Kampung Bajo.

Ratusan rumah mengandalkan satu buah sumur bor bantuan pemerintah yang dikelola dari hasil patungan. Kondisi dan kualitas airnya pun untung-untungan. Kerap asin. Jika dalam kondisi baik, masyarakat bisa mendapatkan air yang tidak begitu payau.

Tak sampai situ, debit air yang terbatas juga membuat sumur tak mampu memenuhi kebutuhan ratusan rumah tangga di sana. Melda (30), warga Bajoe, mengaku saat musim kemarau masyarakat harus bekerja ekstra untuk mendapatkan air.

“Memang di waktu musim kemarau sekarang, air bersih susah didapat. Karena sedikit saja ngalirnya. Jadi harus-ki berhemat,” jelas Melda, Jumat, 13 September.

Dalam kondisi yang lebih buruk, masyarakat harus mengangkut air menggunakan jeriken atau galon dari depan atau wilayah-wilayah yang masih mendapatkan akses air bersih.

Pemerintah sendiri bukan tanpa usaha. Camat Tanete Rianttang Timur Iqbal Walinono mengatakan upaya pengadaan Sistem Pengadaan Air Minum (SPAM) di wilayah itu, sudah dilakukan di satu titik. Hanya saja jumlahnya masih tidak mencukupi untuk seluruh rumah tangga yang dilanda kekeringan.

“Selama ini kadang mereka itu minta dari depan, bantuan (air) yang bukan daerah pesisir yang di pinggir jalan, kadan dia laling (angkut),” jelasnya.

News Feed