”Kami akan melihat siapa yang persiapannya tuntas. Artinya rumah ready stock harus diutamakan,” terangnya.
Meski begitu, dia juga tetap berterima kasih kepada pemerintah. Sebab dengan kondisi finansial negara yang tidak stabil, pemerintah masih tetap menyediakan tambahan kuota. Dia berharap, hal ini bisa menjadi bahan evaluasi untuk ke depannya. Setidaknya, pemerintah menyiapkan kuota di atas realisasi tahun sebelumnya, apalagi tren permintaan selalu meningkat.
”Kami memaklumi karena kondisi negara saat ini masih kurang stabil fiskalnya. Tetapi sebenarnya rumah rakyat jangan dinomorduakan. Pengaruh properti ke PNBP juga besar, maka seharusnya kuota tetap di atas realisasi tahun srbelumnya,” harapnya.
Ketua DPD APERSI Sulsel Yasser Latief menegaskan, khusus untuk Sulsel sebenarnya masih butuh 12 ribu unit tambahan. Tetapi dengan kondisi seperti ini, pihaknya hanya bisa menerima dan berharap ke depan bisa lebih baik. Ia pun berharap agar tambahan kuota tersebut bisa segera dieksekusi. Sebab jika tidak, maka pasti akan berdampak kepada para pengembang dan bisnis lain yang terkait dengan pembangunan properti, sampai pada pekerjanya.
”Di sisi lain, tentu dunia properti bakal memberi dampak juga dalam menekan inflasi. Karena perputaran uang di situ besar, banyak segmen yang bisa keba dampaknya. Jadi, semoga bisa terealisasi lah,” harapnya. (wid/lin)