Dalam konteks agama, Eka melihat adanya hierarki kekuasaan yang tidak hanya melibatkan Tuhan sebagai entitas tertinggi, tetapi juga para pemuka agama dan orang tua yang merasa lebih memahami ajaran agama. Transfer pengetahuan agama dari orang tua kepada anak, serta berbagai respons dari anak terhadap hal ini, merupakan salah satu lapisan kekuasaan yang ia perhatikan.
Berbicara mengenai perjalanan hidupnya, Eka mengungkapkan, sejak kecil ia memiliki banyak cita-cita, namun hobinya membaca komik dan berbagai bacaan lainnya membuat arah hidupnya berubah. Seiring waktu, ia mulai menemukan jalur yang sesuai, terutama dalam bidang menulis.
Mengenai kebiasaan membaca di era digital, Eka berpendapat, media sosial dan buku tidak harus saling meniadakan. Ia melihat keduanya bisa saling melengkapi, dan seseorang dapat tetap membaca di internet sembari tetap meluangkan waktu untuk membaca buku fisik.
Saat ditanya tentang proyek selanjutnya, Eka mengakui, belum ada kepastian kapan buku barunya akan dirilis. Proses menulis sebuah buku, menurutnya, bisa sangat bervariasi dalam hal durasi, tergantung situasi dan kepuasan pribadinya terhadap karya yang dihasilkan. (*/)