English English Indonesian Indonesian
oleh

Kolaborasi Dosen UMI dan Unismuh Bulukumba Gelar PKM, Edukasi Warga Mengenai Kesehatan di Pallangga

FAJAR, MAKASSAR – Dosen Universitas Muslim Indonesia (UMI) bersama Universitas Muhammadiyah Bulukumba berkolaborasi dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat di desa binaan. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Pallangga, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, dengan pendanaan dari DPTPM Kemendikbud Dikti Ristek Tahun Anggaran 2024.

Kegiatan yang mengusung tema “Pemberdayaan Ekonomi dan Kesehatan Masyarakat Berbasis Agro Kompleks dalam Mewujudkan Kemandirian Kesehatan” ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat di Desa Pallangga.

Ketua tim pelaksana kegiatan pengabdian, Dr. Ir. Beddu Tang, M.Si, menjelaskan bahwa tim ini terdiri dari empat pemateri yang merupakan ahli di bidang masing-masing. “Tim ini beranggotakan tiga orang, yaitu Dr. Samsu Alam, SKM, M.Kes, Ir. Anwar, MP, dan Andi Waliana Syaggaf, S.Pt, M.Si,” ujarnya.

Kegiatan ini dibagi menjadi dua bagian utama. Pertama, penyuluhan bagi kader Posyandu tentang balita stunting dan kesehatan ibu hamil, yang dilaksanakan pada 11 Juli 2024. Kedua, penyuluhan dan pelatihan bagi anggota BUMDes Desa Pallangga yang dimulai sejak 29 Agustus 2024.

“Materi penyuluhan kepada kader Posyandu membahas mengenai bagaimana mengenali balita yang terkena stunting di Desa Pallangga,” tambahnya.

Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UMI sekaligus pembawa materi, Dr. Samsu Alam, SKM, M.Kes, menjelaskan bahwa stunting adalah kondisi di mana tinggi badan anak lebih rendah dari rata-rata usianya akibat kekurangan nutrisi dalam jangka waktu yang lama. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya asupan gizi pada ibu selama kehamilan atau pada anak saat masa pertumbuhan.

“Anak pendek atau sangat pendek belum tentu mengalami stunting akibat masalah gizi kronis, karena kondisi ini juga bisa disebabkan oleh faktor keturunan,” ujarnya. Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan yang lebih teliti oleh tenaga kesehatan untuk memastikan apakah seorang anak mengalami stunting.

Ia juga menekankan bahwa stunting tidak hanya terjadi pada keluarga kurang mampu, tetapi juga bisa dialami oleh keluarga yang secara ekonomi mampu. Penyebabnya antara lain pola asuh yang kurang tepat, lingkungan yang tidak bersih, dan kurangnya pemahaman tentang gizi yang sehat.

Ketiga pemateri lainnya membahas pemberdayaan masyarakat berbasis agro kompleks untuk meningkatkan ekonomi, khususnya kelompok masyarakat atau BUMDes di Desa Pallangga, yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat guna mengurangi kasus balita stunting di daerah ini.

Pemateri Andi Waliana Syaggaf, S.Pt, M.Si, membahas tentang peningkatan produksi itik petelur melalui pemberian pakan yang sesuai dengan kebutuhan dan usia itik. Ia menjelaskan bahwa pakan itik petelur bisa berasal dari bahan nabati seperti jagung, dedak, dan bungkil kedelai, serta dari bahan hewani seperti ikan, bekicot, dan maggot.

“Sumber pakan tersebut dapat meningkatkan produksi telur itik jika diberikan sesuai dengan kebutuhan dan dalam jumlah yang tepat,” ucapnya.

Dosen dan narasumber lainnya, Ir. Andi Hamdillah, membahas tentang teknologi bioflok dalam budidaya ikan nila dengan menggunakan terpal. Ia menjelaskan bahwa bioflok adalah teknologi akuakultur berbasis sistem mikrobiologi yang menggunakan proses flokulasi untuk mengelola limbah dan meningkatkan kualitas air pada budidaya ikan nila.

“Prinsip kerja bioflok adalah mikroorganisme seperti bakteri, jamur, algae, dan protozoa mengubah limbah organik menjadi biomassa yang dapat dimanfaatkan, sedangkan proses flokulasi membentuk partikel besar yang dapat disaring dari air,” jelasnya.

Sementara itu, narasumber Dr. Ir. Suraedah, MP, membahas tentang metode budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah, atau yang dikenal dengan istilah hidroponik. Ia menjelaskan bahwa prinsip kerja hidroponik adalah memberikan nutrisi yang diperlukan tanaman dalam bentuk larutan yang disiramkan, diteteskan, dialirkan, atau disemprotkan pada media tumbuh.

“Budidaya sayur secara hidroponik dapat menjadi usaha alternatif untuk memenuhi kebutuhan sayuran yang bernilai gizi tinggi,” ujarnya. (wis/*)

News Feed