Berangkat dari kenyataan ini, sudah sepatutnya kita sebagai masyarakat, pemilih, dan bagian dari bangsa ini, lebih bijaksana dalam menyikapi informasi yang beredar, terutama di tengah tahun politik. Dibutuhkan kewaspadaan, kecerdasan dalam memilah informasi, dan komitmen terhadap nilai-nilai demokrasi harus terus kita jaga dan tingkatkan. Hanya dengan begitu, kita dapat memastikan bahwa pesta demokrasi yang kita rayakan benar-benar menjadi sarana untuk memilih pemimpin yang akan membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik, tanpa terjebak dalam jebakan fitnah yang memecah belah. (*)
News Feed
Bissu Bone: Kekerasan Kultural dalam Ritual Budaya
oleh: Jessy Ismoyo PhD Student in Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS) Universitas Gadjah Mada (UGM) Pada 28
Bissu dan Perlawanan Tanpa Suara
Oleh: Andi M. Akhmar, Pengajar di FIB Unhas Ketidakterlibatan bissu di Bone dalam Hari Jadi Bone ke-692 (selanjutnya
Baratayuda Idealisme dan Pragmatisme
Opini|Kamis, 31 Maret 2022 14:59 PM
Pemecatan Terawan Agus Putranto (TAP) dalam Muktamar IDI XXXI di Banda Banda Aceh, 25 Maret 2022, kontan memantik
Bissu, Politik Kematian, dan Kematian Politik
OLEH: A. Faisal, Pengamat Kebudayaan Keberadaan Bissu dalam masyarakat Bugis-Makassar memiliki posisi yang sangat penting dan strategis. Pada
Kekosongan Posisi Bissu
OLEH: Rabiatul Adawiah, Mahasiswa Center for Religious and Cross-Cultural Studies (CRCS) UGM Sebagai produk suatu keberadaan, komponen masyarakat
- Sebelumnya
- 1
- …
- 474
- 475
- 476
- 477
- 478
- …
- 489
- Berikutnya