English English Indonesian Indonesian
oleh

Politik Fitnah Lebih Kejam dari Money Politics

Di Indonesia, di mana kesadaran politik dan pendidikan pemilih masih bervariasi, money politics sering dimanfaatkan oleh kandidat untuk mengeksploitasi kerentanan masyarakat, terutama di daerah dengan ekonomi lemah. Hal ini memperkuat siklus korupsi yang sulit diputus.
Namun, jika kita telaah lebih dalam, dampak fitnah politik jauh lebih merusak dibandingkan dengan money politics. Dalam ajaran Islam, fitnah dipandang sebagai salah satu dosa besar.

Al-Qur’an dalam Surah Al-Baqarah ayat 191 menyatakan bahwa “fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan.” Ayat ini menggambarkan betapa seriusnya dampak fitnah. Ketika fitnah digunakan sebagai alat politik, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh orang yang difitnah, tetapi juga oleh masyarakat luas yang menjadi saksi dan korban dari distorsi kebenaran ini. Fitnah politik memiliki potensi untuk memecah belah bangsa.

Penelitian ilmiah mendukung pandangan ini. Studi oleh Benkler, Faris, & Roberts (2018) dalam jurnal Political Communication menunjukkan bahwa penyebaran fitnah dapat memperburuk polarisasi politik, mengurangi partisipasi politik, dan memperkuat ketidakpercayaan publik. Allen & Howard (2020) dalam Journal of Conflict Resolution juga mengindikasikan bahwa fitnah politik sering digunakan untuk melemahkan lawan melalui penghancuran kredibilitas mereka, yang pada akhirnya dapat menyebabkan ketidakstabilan politik yang berkepanjangan dan merusak proses demokrasi. Ketika kepercayaan masyarakat hilang, seluruh sistem politik bisa terancam.

News Feed