Selalu Hati-hati
Maka dari itu jaksa tidak hanya memiliki tanggung jawab sesuai tugas dan kewenangan berdasarkan undang-undang, namun jauh dari itu juga merupakan bagian dari masyarakat. Kehidupan keseharian dalam interaksi sosial baik secara langsung atau di media sosial dilihat oleh masyarakat.
Seorang jaksa harus berhati-hati, bukan berarti tidak berinteraksi atau pun bermedia sosial, karena berinteraksi dan bermedia sosial merupakan jalan mendekatkan kejaksaan dengan masyarakat.
Jaksa sebagai teladan di tengah masyarakat kehadirannya selalu dirindukan, keberadaannya memberikan ketenangan, dan kedatangannya selalu dinantikan. Itulah yang terjadi ketika jaksa menjadi teladan di tengah masyarakat. Tak menjadi leviathan atau pun homo homini lupus, apatah lagi menjadi pelaku yang mencederai nilai keadilan publik.
Dalam setiap perjalanan yang dilalui banyak rintangan dan tantangan yang dihadapi. Terkadang harapan tak sejalan dengan kenyataan. Hal inilah yang terjadi terhadap oknum jaksa fungsional pada satuan kerja Kejaksaan Negeri (Kejari) Tapanuli Selatan yang diduga melakukan tindak pidana ITE yang dilakukan di perkantoran Kejari Tapanuli Selatan.
Teringat peribahasa orang Melayu menepuk air di dulang terpercik ke muka sendiri, jika seseorang tidak berhati-hati dalam melakukan sesuatu, maka akibatnya akan merugikan diri sendiri.
Oknum jaksa fungsional tersebut pada dasarnya memiliki niat baik, namun dilakukan dengan cara-cara yang tidak tepat dan mencederai etika publik dengan mengunggah foto dan video pimpinannya di kejaksaan dengan keterangan/kata-kata yang sangat tidak mencerminkan bahwa dirinya juga adalah seorang jaksa.