AY heran karena Pemkot Parepare hanya memanggil para pedagang untuk dijelaskan pembayaran retribusi yang akan dibayar pedagang.
“Itu kami belum setuju karena mahal sekali. Na-kira pemerintah itu hari kita setujui. Kita kembali dipanggil, ditentukan bilang ada surat perintahnya kalau batas waktu tanggal 2 September disuruh-ki keluar,” beber AY.
AY tak punya pilihan lain. Ia terpaksa membayar sewa los untuk satu bulan senilai Rp1 juta lebih. “Harus dibayar lunas baru ditempati. Dari-ma membayar karena ada perintahnya pemerintah kalau tidak membayar silakan keluar. Tidak diizinkan menjual,” pasrahnya.
“Saya tidak sanggup, ada beberapa yang sanggup. Beberapa dapur sudah lunas. Kalau saya kasihan ada-ka enam orang cuma kubayar dulu satu bulan. Karena itu-ji pendapatanku. Bagaimana caranya mau kubayar itu,” keluh AY.
AY mengungkapkan bahwa jika tidak membayar uang sewa tersebut, ia tidak bisa menjual lagi dan kehilangan pekerjaannya. “Jadi kalau tidak lanjut-ki tidak ada-mi pekerjaan, tidak kerja-ki, tidak makan-ki juga,” ungkapnya.
“Ini baru selama ini wali kota baru. Merugikan sekali. Pendapatan beda-beda karena ada yang ramai ada yang tidak ramai bergantung rejeki,” tambah AY. (ams/zuk)