English English Indonesian Indonesian
oleh

Kuliah Umum Kedokteran Unismuh Makassar, Saad Ibrahim Bahas Agama dan Temuan Sains Modern Saling Berkaitan

Al-Qur’an Tahan Kritik Ilmiah

Saat bercerita tentang kisah dirinya yang pernah belajar di majelis yang diasuh oleh Nurcholis Madjid. Ia menuturkan pandangan Nurcholis Madjid yang menyebut Al-Qur’an sebagai kitab suci tak bisa ditembus oleh kritik ilmiah.

“Satu waktu, saya mengikuti kuliah, kajian kitab Asy-Syifa’, bab Kitabun Nafs yang diasuh oleh Doktor Nurcholis Madjid. Beliau mengatakan, Islam, khususnya Al-Qur’an itu tahap atas kritik ilmiah, artinya tidak bisa ditembus karena penemuan ilmiah itu link dengan ajaran Islam. Bahkan dalam banyak hal, isi kitab suci itu mendahului (penemuan modern),” kisah dia.

Salah satu temuan fenomenal, kata Saad, adalah teori Big Bang. Meski teori itu tak ditemukan oleh seorang muslim, Saad menyebutnya telah diceritakan oleh Allah melalui Al-Qur’an.

“Teori Big Bang itu ditemukan sekitar 60 atau 50 tahun lampau, tapi di surat Al-Anbiya ayat itu Allah sudah menjelaskan. Bedanya, teori Big Bang tidak ada dimensi teologisnya,” ucap dia.

“Karena itu pernyataan Nurcholis Madjid adalah sesuatu yang tepat, dan ini tidak bisa terjadi dalam konteks relasi sains dan otoritas gereja, kitab suci mereka atau wahyu mereka,” tambah Saad.

Sehat Diawali Dengan Ikut Petunjuk Al-Qur’an

Saad meyakini, kesehatan fisik mesti diawali dengan kesehatan jiwa. Sementara, Al-Qur’an menawarkan alternatif kesehatan jiwa dengan menaati perintah Allah.

“Orang yang mengabaikan petunjuk Allah itu termasuk orang yang bodoh. Kan orang yang melaksanakan ibadah puasa itu karena taat terhadap petunjuk, dan kita tahu bahwa berpuasa artinya mendatangkan kesehatan bagi diri sendiri,” ujar dia.

News Feed