English English Indonesian Indonesian
oleh

Deteksi Gangguan Pendengaran, Perhati Cabang Sulselbar, Maluku, dan Papua Gelar Simposium dan Workshop

“Jadi ceritanya begini ada alat yang akan di dibagikan atau diadakan oleh Kementerian Kesehatan di tingkat puskesmas nah alat ini kan tentunya harus mampu diperiksa atau dioperasikan oleh tenaga-tenaga yang mahir dengan alat tersebut nah oleh karena itu teman-teman yang ada di Perhati dengan bagian itu, kita berkontribusi sebagai fasilitator dan instruktur untuk melatih dokter-dokter umum dengan perawat dan bidan itu khususnya itu tujuan utama,” lanjutnya menceritakan.

Dia melihat hal ini penting karena setelah ini akan berkelanjutan lagi kegiatan tersebut, maka dari itu peserta yang ikut kegiatan ini berasal dari seluruh Indonesia.

“Jadi kegiatan ini diselenggarakan secara hybrid, jadi kita melibatkan seluruh nakes, karenakan ini sudah masuk program Satu Sehat, jadi semua informasi itu kita sebarkan ke seluruh Indonesia dan saya harapkan memang yang jadi peserta ini ada dokter umum, kemudian perawat, dan bidan. Alhamdulillah target dari panitia sebetulnya dalam kondisi kita mau memulai sosialisasi ini tercapai sekitar 700 pernah peserta,” bebernya.

Ketua Perhati Cabang Sulselbar Maluku dan Papua, Dr dr Masyita Gaffar, SpTHT-BKL, Subsp Oto(K), mengatakan bahwa saat ini
jumlah penderita gangguan pendengaran itu yang memang terjadi pada anak atau bayi itu yang membawa lahir gangguan pendengaran itu 1 sampai 2/1000 kelahiran.

“Jadi kalau kita hitung-hitung dari total 350 juta penduduk Indonesia kita hitung, kalau satu sampai dua perseribu kelahiran hidup berapa banyak ini,” katanya.

Kemudian yang mendapatkan infeksi telinga yang menyebabkan gangguan pendengaran juga sangat banyak, ini menjadi nomor empat gangguan pendengaran akibat infeksi yang menyebabkan gangguan pendengaran.

News Feed