English English Indonesian Indonesian
oleh

UMI-Universitas Megarezky Lakukan Pemberdayaan Berbasis Teknologi VR dan Daun Kelor di Desa Pucak

FAJAR, MAROS-Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat, tim pengabdian kepada masyarakat yang dipimpin oleh Prof. Dr. Yusriani, SKM, M.Kes., melaksanakan program pemberdayaan di Desa Pucak, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros. Program ini mengembangkan Desa Sehat sebagai pusat edukasi kesehatan ibu dan anak, yang memanfaatkan integrasi sistem teknologi virtual reality (VR) dan diversifikasi produk olahan daun kelor.

Program ini merupakan salah satu upaya nyata untuk mewujudkan desa yang mandiri dan berdaya saing melalui pendekatan inovatif. Teknologi VR digunakan sebagai sarana edukasi interaktif yang memungkinkan ibu dan anak untuk belajar tentang kesehatan dengan cara yang lebih menarik dan efektif. Materi yang disajikan mencakup kesehatan ibu hamil, kesehatan ibu bersalin, manfaat daun kelor bagi ibu menyusui, kesehatan ibu nifas, serta nutrisi anak, yang disimulasikan secara visual dan realistis.

Tim pengabdi dari Universitas Muslim Indonesia (UMI) berkolaborasi dengan dosen dari Universitas Megarezky untuk meningkatkan kapasitas Kelompok Kader Kesehatan dan Karang Taruna Bukit Kemuning. Kolaborasi ini bertujuan menjadikan Desa Pucak sebagai Desa Sehat, yang menjadi sentra edukasi kesehatan ibu dan anak berbasis teknologi VR dan diversifikasi produk olahan daun kelor. Kegiatan Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) ini melibatkan para dosen, alumni, dan mahasiswa dari berbagai program studi, termasuk Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Komputer dari UMI.

Selain itu, tim pengabdi bersama mahasiswa dari UMI Makassar juga mengadakan sosialisasi dan pelatihan pencegahan stunting melalui edukasi dan pembuatan olahan makanan berbasis daun kelor di Kecamatan Tompobulu. Kegiatan ini mendapat bantuan pendanaan dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tahun 2024, dan telah disosialisasikan kepada pemerintah serta masyarakat setempat.

Prof. Dr. Yusriani, SKM., M.Kes., yang juga menjabat sebagai Ketua Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat di UMI, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya asupan gizi seimbang dalam menjaga kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini juga bertujuan untuk memberdayakan masyarakat lokal dalam memanfaatkan sumber daya alam, seperti daun kelor, sebagai upaya mencegah stunting.

Beberapa produk olahan daun kelor yang diajarkan dalam pelatihan ini meliputi:

Stick Daun Kelor: Camilan sehat dan bergizi yang renyah dan gurih, disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa. Bolu Daun Kelor: Hidangan penutup yang kaya nutrisi, dibuat menggunakan bahan-bahan alami.

Peyek Daun Kelor: Makanan ringan khas Indonesia yang diperkaya dengan daun kelor untuk meningkatkan kandungan gizinya. Kue Kering Kelor: Camilan sehat yang kaya nutrisi, cocok untuk mereka yang sadar akan pentingnya asupan gizi dalam diet sehari-hari.

Produk-produk ini tidak hanya membantu meningkatkan kesehatan masyarakat, tetapi juga memberikan peluang ekonomi bagi warga desa. Menurut Prof. Dr. Yusriani, produk olahan daun kelor ini telah diverifikasi dan diakui kualitasnya, sehingga dapat menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan bagi masyarakat desa.

Antusiasme masyarakat dalam mengikuti kegiatan ini sangat tinggi. Mereka juga diberi kesempatan untuk mencicipi hasil olahan daun kelor dan mempelajari cara pengolahannya melalui video. Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari perangkat desa dan pihak Kecamatan Tompobulu.

Di akhir kegiatan, tim pengabdi dan mahasiswa UMI memberikan apresiasi kepada mitra atas partisipasi mereka. Diharapkan, hasil dari sosialisasi dan pelatihan ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya gizi, tetapi juga mendorong mereka untuk mulai memproduksi olahan makanan sehat dari daun kelor yang bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi keluarga.

Program pengabdian ini diharapkan menjadi model bagi pemberdayaan desa lainnya di Indonesia, dengan mengintegrasikan teknologi dan pemanfaatan sumber daya lokal. Melalui kepemimpinan Prof. Dr. Yusriani, program ini menunjukkan bahwa inovasi teknologi dan pemberdayaan masyarakat dapat berjalan beriringan untuk mencapai desa yang lebih maju, sehat, dan sejahtera. (*)

News Feed