FAJAR, MAKASSAR – Para pengembang perumahan di Sulsel banyak yang menyetop pekerjaannya. Itu kuota subsidi dari pemerintah sudah habis lebih dini. Dampaknya pembangunan unit yang sementara berjalan jadi terbengkalai.
Salah seorang pengembang, Asy’ari Abdullah menuturkan, ia sejatinya menargetkan 250 unit perumahan subsidi di bawah perusahaan Mario Bakti. Akan tetapi, baru beberapa unit saja yang diselesaikan. Itu disesuaikan dengan jumlah unit terjual.
Sehingga, dia mengaku ada sekitar 80 unit yang terbengkalai akibat kehabisan kuota.
”Ada sekitar 80 unit stok kami tidak jadi akad kredit, karena tidak ada kuota dari pemerintah. Kami ini sudah dua bulan puasa,” ujarnya kepada FAJAR, pekan lalu.
Padahal, kata dia, banyak pembeli rumah subsidi yang antre. Tetapi karena kendala kuota itu tadi, sehingga para calon user gagal untuk melakukan akad.
”Yang terjual di kami baru sekitar 50-an unit. Kami sudah ada pembeli cuma belum ada kuota, jadi tidak bisa akad. Kuota itu kan tergantung berkas yang masuk ke bank. Jadi untuk sementara kami setop pembangunan, ini kendala semua developer di Sulsel,” terangnya.
Beruntungnya, dia punya stok unit komersial, meskipun hanya sedikit. Namun, tetap tidak mampu menutupi operasional pembangunan perumahan subsidi. “Kami saja cuma 10 unit (rumah komersial) dan baru beberapa laku. Saat ini, baru proses pembangunan juga tipe 48. Ya sedikit membantu operasional lah, meskipun belum nutup,” kata dia.
Dia berharap, ada kuota tambahan yang diturunkan pemerintah pada sisa waktu yang ada tahun ini. Sebab jika tidak, dampaknya bukan hanya ke pengembang saja. Para tukang dan buruh bangunan pun tidak bisa mendapat pekerjaan lagi.