English English Indonesian Indonesian
oleh

Siswa Diedukasi Daur Ulang Sampah Organik dan Anorganik

Dr. Maimuna kemudian membimbing siswa untuk praktek membuat ekoenzim dan kompos menggunakan perlengkapan dan bahan yang telah disiapkan oleh tim PKM, seperti wadah plastik, spatula, timbangan, molase untuk membuat ekoenzim, serta mesin pengompos, kantong kompos, bakteri pengurai, dan sarung tangan untuk membuat pupuk kompos.

Minyak jelantah, yang umumnya dibuang dan dapat menyebabkan pencemaran tanah dan air, dalam kegiatan pengabdian ini dijadikan bahan dasar untuk pembuatan lilin aromaterapi dan sabun batang untuk mencuci pakaian. Siswa mempraktikkan langsung cara membuat lilin aromaterapi dan sabun batang dari minyak jelantah yang mereka bawa dari rumah.

Setiap kelompok siswa membuat enam pot lilin aromaterapi dengan pewarna dan aroma yang mereka sukai. Mereka sangat antusias dalam membuat lilin aromaterapi, bahkan berkreasi dengan menggambar sisi luar pot lilin menggunakan cat akrilik. Sabun batang dari minyak jelantah juga dibuat dengan panduan apt. Nurmaya dan dua mahasiswa MBKM yang terlibat dalam kegiatan pengabdian ini, yaitu Reski Alnamira dan Ermy Pertiwi.

Ekoenzim sebagai salah satu bentuk pengolahan sampah organik melalui proses fermentasi selama tiga bulan dapat dimanfaatkan menjadi agen pembersih rumah tangga maupun pupuk cair ramah lingkungan. Dalam kegiatan pengabdian ini, siswa SMPIT Al-Fikri dilibatkan dalam praktek pembuatan sabun batang dan cairan pencuci tangan (hand wash) ramah lingkungan berbahan aktif ekoenzim.

Sabun batang dan cairan pencuci tangan yang dibuat siswa-siswi Al-Fikri menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan biodegradable, tanpa mengurangi efektivitasnya sebagai pembersih. Produk ini mampu membersihkan dengan kemampuan yang setara dengan produk pembersih komersial, sehingga dapat mengurangi sumber pencemaran lingkungan jika digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

News Feed