Dengan sentuhan artistik khas Bella, “Dalang dan Tongkat” menampilkan visual yang simbolis dan dialog yang menggugah, membuat penonton merenung tentang batas antara cinta sejati dan ketergantungan emosional. Pertunjukan ini menawarkan pengalaman teater yang tidak hanya menyentuh hati, tetapi juga mengajak kita untuk berpikir lebih dalam tentang makna cinta yang sehat.
Melalui “Dalang dan Tongkat”, Bella Aren tidak hanya menyuguhkan sebuah kisah cinta yang tragis, tetapi juga memperingatkan kita akan bahaya terjebak dalam perasaan yang terlalu mendalam tanpa kendali diri. Teater ini menjadi pengingat bahwa cinta sejati adalah tentang kebebasan dan keikhlasan, bukan tentang memiliki atau mendominasi orang lain.
Sementara itu, Akhdan, Sutradara Teater “Pandora,” menyebutkan bahwa pertunjukan teaternya kali ini tidak hanya menyinggung isu-isu perempuan. Tetapi juga mengintegrasikan penggunaan multimedia sebagai bagian dari pementasan.
“Masalah perempuan yang diangkat dalam ‘Pandora’ cukup kompleks dan beragam. Oleh karena itu, saya berusaha mengurai setiap masalah satu per satu. Saya merasa bahwa multimedia adalah instrumen baru yang dapat memperkaya pengalaman penonton,” ujarnya. (bso)