“Hasilnya produksi melejit dibandingkan 10 tahun terakhir. Saya kira peningkatan produksi yang terjadi saat ini menjadi berkah yang luar biasa dan sangat baik bagi Indonesia ke depannya,” jelasnya.
Riyanto menambahkan, apabila 63 ribu pompa air ini mampu mengairi 1,1 juta hektar lahan tadah hujan dan kekeringan, maka produksi beras nasional ke depan akan memiliki surplus. Bahkan bukan mustahil tahun depan Indonesia kembali mencapai swasembada.
“Sekali lagi saya sampaikan pompanisasi ini menjadi harapan bagi lahan-lahan tadah hujan kita yang hanya bisa bertanam sekali setahun, menjadi mampu 2-3 kali setahun karena air cukup. Irigasi adalah kunci produksi, begitu pula pupuk bersubsidi yang cukup. Saya senang pemerintah mempunyai kebijakan anggaran yang tepat seperti saat ini,” tutupnya.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman pada kesempatan sebelumnya mengatakan, bahwa pompanisasi merupakan solusi cepat dalam memperluas areal tanam (PAT) di saat kekeringan panjang akibat gelombang panas dunia. Lewat program tersebut, Amran yakin Indonesia mampu meningkatkan produksi secara maksimal.
“Pompanisasi sudah kita distribusikan secara merata, kini saatnya kita bekerja meningkatkan indeks pertanaman dari yang tadinya satu kali menjadi tiga kali dalam setahun. Dengan begitu, kita bisa pastikan mampu mencapai swasembada hingga lumbung pangan dunia,” katanya.
Mengenai hal ini, Amran menyampaikan terima kasih kepada para petani seluruh Indonesia yang terus berjuang memenuhi kebutuhan dalam negeri hingga melewati masa sulit krisis multidimensi. “Terima kasih kepada saudaraku petani Indonesia mari kita galakkan tanam agar swasembada segera kita capai,” pungkasnya. (edo)