Lebih lanjut Mahendra menuturkan program Gencarkan akan menjangkau seluruh kabupaten/kota di Indonesia melalui kolaborasi dengan pemangku kepentingan daerah. Program tersebutakan memberikan multiplier effect melalui peran duta dan agen literasi dan inklusi keuangan.
Pihaknya akan membentuk dan pemberdayaan dua juta duta dan agen literasi dan inklusi keuangan untuk menjadi garda terdepan program Gencarkan. OJK menargetkan 90% pelajar Indonesia bisa memiliki tabungan dan 2,5 juta rekening kepemilikan baru Simpanan Mahasiswa dan Pemuda (SiMUDA) di 2025.
“Kami menargetkan untuk tahun 2025, setidaknya 90% pelajar Indonesia memiliki tabungan melalui program KEJAR (Satu Rekening Satu Pelajar). Termasuk kepemilikan rekening baru di 2025 bagi 2,5 juta mahasiswa dan pemuda,” akunya.
OJK kata Mahendra juga akan mendorong akses kredit UMKM melalui kredit pembiayaan melawan rentenir yang menjangkau 1,6 juta debitur. Mengakselerasi penggunaan produk keuangan oleh sepertiga kelompok penyandang disabilitas. Jika semuanya berjalan diharapkan indeks inklusi keuangan nasional dapat mencapai 98% pada perayaan Indonesia Emas tahun 2045.
“Penguatan dan pengembangan industri jasa keuangan menjadi prioritas mendesak,” ulasnya.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengklaim indeks inklusi keuangan Indonesia mencapai 90 persen pada 2024. Data tersebut agak beda dengan data yang ditampilkan OJK.
“Kami memasukkan program PKH itu lebih dari 20 juta, kemudian Kartu Prakerja, itu yg mendaftar juga lebih dari 80 juta dan yang ikut sekitar 18 juta, dan seluruhnya menggunakan e wallet,” ungkapnya.