English English Indonesian Indonesian
oleh

OJK Gencarkan Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan


Targetkan 90 Pelajar Punya Rekening Tabungan

FAJAR, JAKARTA-Literasi dan inklusi keuangan indonesia belum menyentuh semua lapisan masyarakat. Survei nasional literasi dan inklusi (SNLIk) 2024 indeks literasi nasional baru mencapai 65,43 persen, sedangkan indeks inklusi mencapai 75,02 persen.

Data yang dilansir dari OJK untuk perbankan literasi mencapai 98,94 persen dan inklusinya baru 68,88 persen. Perasuransian indeks literasina 76,25 persen dan inklusinya baru 12,21 persen. Sedangkan untuk pasar modal indeks literasinya 40,72 persen dan inklusinya 1,6 persen. Adapun untuk indeks literasi lembaga pembiayaan baru 76,61 pesrsen dan inklusinya 13,3 persen. Terakhir indeks literasi dana pensiun sebesar 63,53 persen dan inklusinya 5,62.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar mengatakan literasi dan iklusi keuangan yang kuat menjadi kunci untuk meningkatkan likuiditas dan pendalaman pasar. Hal ini akan memberi daya ungkit bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Serta mengurangi ketimpangan kesejahtraan masyarakat.

Ada beberapa tantangan untuk meningkatkan indeks literasi dan inklusi keuangan. Salah satunya adalah masih maraknya aktivitas keuangan ilegal dan judi online. Keduan investasi ilegal tersebut menyebabkan kerugian yang mencapai Rp139,67 triliun. 80 persen dari pemain judi online adalah masyarakat berpenghasilan rendah.

“Ada 10 kelompok masyarakat yang rentan secara keuangan dan perlu mendapatkan perhatian khusus. Diantaranya pelajar, penyandang disabilitas, UMKM, nelaya/petani, dan TKI,” kata Mahendra Siregar saat melaunching program Gencarkan (Gencarkan), Kamis (22/08/2024).

News Feed