FAJAR, YERUSALEM–Keluarga para sandera Israel di Gaza menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu meninggalkan orang yang mereka cintai demi kelangsungan politiknya.
Kritik tersebut muncul setelah tentara mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka telah menemukan enam jenazah sandera dari daerah kantong Palestina.
Menurut lembaga penyiaran publik Israel KAN, enam sandera masih hidup ketika dibawa ke Gaza pada 7 Oktober 2023.
“Dia dan semua sandera bisa saja dibawa kembali,” ujar Mati Dancyg, yang ayahnya termasuk di antara para sandera yang tewas, mengatakan kepada KAN.
Ia menuduh perdana menteri Israel memilih untuk meninggalkan para sandera demi kepentingan pribadinya. “Netanyahu memilih untuk mengorbankan para sandera. Karma akan menghakiminya dan dia akan menanggung akibatnya,” katanya.
Shahar Mor, yang pamannya juga terbunuh di Gaza, mengatakan pemerintah Israel membuang-buang waktu dan kesempatan untuk menyelamatkannya.
“Darah ada di tangan pemerintah. Demi kelangsungan hidup Netanyahu, paman saya meninggal,” katanya kepada Radio lokal 103FM dikutip dari Anadolu.
Dalam sebuah pernyataan, keluarga-keluarga tersebut menganggap pemerintah Netanyahu bertanggung jawab atas kematian para sandera karena keterlambatan mencapai kesepakatan pertukaran dengan Hamas untuk menyelamatkan nyawa para sandera. Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid juga menyalahkan Netanyahu.
Israel memperkirakan sekitar 110 warga Israel ditahan di Gaza, dan Hamas mengatakan bahwa banyak tawanan tewas dalam serangan Israel di daerah kantong tersebut.