FAJAR, MAKASSAR— Mahasiswa Prodi Teknologi Hasil Perikanan (THP) dan Teknik Industri Institut Teknologi dan Bisnis Nobel Indonesia berkolaborasi mengolah limbah sisik ikan bandeng menjadi produk Aspic Jelly. Inovasi tersebut diperkenalkan kepada pelaku UMKM Batari Pangkep di Kelurahan Bontokio, Kecamatan Minasatene, Selasa,13 Agustus 2024.
Kaprodi Teknologi Hasil Perikanan (THP), Rasdi, S.Pi., M.Si. mengatakan, kegiatan ini merupakan hasil kajian dan penelitian dosen di ITB Nobel Indonesia. Hasilnya diberikan dan diaplikasikan kepada peserta UMKM Batari Pangkep.
Ia berharap dapat berbagi ilmu pengetahuan, keterampilan, dan teknologi untuk membantu mengoptimalkan proses pengolahan produk-produk UMKM Batari Pangkep.
“Mungkin selama ini yang dibuat dari ikan bandeng adalah atari, otak, dimaum dan sebagainya. Terus sisiknya dibuang begitu saja, padahal itu masih bisa dimanfaatkan sehingga bisa menghasil value/keuntungan yang lebih, salah satunya dengan membuat Aspic Jelly dari sisik ikan bandeng,” lanjut Rasdi.
Sekadar diketahui, Aspic Jelly adalah gelatin gurih dengan rasa lembut yang terbuat dari kaldu atau kaldu murni. Pada umumnya, makanan ini terbuat dari kaldu ayam dengan putih telur, daging cincang, garam, bawang bombay, wortel, daun bawang, seledri, bay leaf, lada utuh, white stock, dan gelatin
“Kami yakin dengan kolaborasi yang baik antara perguruan tinggi dan masyarakat (UMKM), dapat menghasilkan nilai tambah/nilai ekonomi dari produk yang dihasilkan,” tambahnya.
Selain itu, lanjutnya, kegiatan tersebut juga merupakan bagian dari pengabdian kepada masyarakat, yang merupakan wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tujuannya, memberi kontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat, khususnya di bidang perikanan dan pengolahan hasil perikanan.