English English Indonesian Indonesian
oleh

Berdayakan Petani Milenial: Tingkatkan Kapasitas dan Perkuat Jejaringnya

Selanjutnya, melakukan analisis produk pertanian. Yakni melakukan indentifikasi kebutuhan pasar. “Petani milenial ini tidak sekadar ikut-ikutan tren tetapi menganalisis kebutuhan pasar. Kemudian, menganalisis kompetitor, siapa pesaingannya dan sebagainya,” ujarnya.

Kemudian, segmentasi pasar juga dianalisis. Agar bisa mengakses pasar dengan tepat. “Namun, yang menjadi kendala juga, banyak petani yang bisnisnya bagus tetapi tidak mampu mengakses permodalan. Karena permintaan jaminan yang macam-macam oleh perbankan, padahal mereka hanya mau minta KUR. Pas anggaran cair, kebutuhan cuma Rp10 juta,tetapi yang diberikan Rp50 juta. Harusnya jangan dipaksa diberikan kalau tidak layak” jelasnya.

Menurut dia, untuk menghadapi tantangan-tantangan yang dijumpai petani milenial, kuncinya adalah kolaborasi dan kemitraan. Menggalang komitmen dari seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung pengembangan dan keberlanjutan tani milenial.

Selain itu, lanjutnya, melakukan pemanfaatan teknologi dan terpenting pelatihan dan pengembangan keterampilan harus terus dilakukan sebagai upaya pemberdayaan.

Wakil Direktur II Polbangtan Gowa, Dr Mufidah Muis yang membuka kegiatan menuturkan forum yang digelar tersebut sebagai wadah saling bertukar informasi dan pengetahuan. Serta saling mengungkapkan potensi SDA daerah masing-masing dan menjalin kemitraan yang baik antara dengan seluruh stakeholder untuk pengembangan sektor pertanian di Sulsel.

“Jadi harapannya tercipta kolaborasi di pedesaan, baik dari sisi bisnis, pembiayaan maupun regulasi untuk keberlanjutan petani milenial,” tambahnya. (lin)

News Feed