Pertama, di tengah kondisi perkembangan perekonomian dan keuangan global yang masih kurang kondunsif, peran sektor perbankan di Sulsel relatif baik dan stabil berdasarkan data Mei 2024. Sesuai kegiatan usaha, sektor perbankan masih didominasi oleh peran bank konvensional dengan pangsa: Aset sebesar 92,25 persen atau Rp178,36 triliun; DPK 91,62 persen atau Rp119,19 triliun; dan Kredit 92,07 persen atau Rp147,51 triliun. Selebihnya share peran perbankan dan keuangan syariah.
Tren kinerja sektor perbankan terkonsolidasi mengalami pertumbuhan positif walaupun dengan tren sedikit menurun secara tahunan (yoy) terhadap Asset, 7,98 persen; DPK. 9,06 persen; dan Kredit 9,58 persen. Namun tingkat risiko kredit perbankan (NPL) relatif terjaga, 3.25 persen, dibawah ambang batas ketentuan otoritas, 5 persen, di mana NPL Bank umum dan BPR masing-masing sebesar 3.25 persen dan 3.20 persen. Sedangkan indikator fungsi intermediasi sektor perbankan (LDR) relatif tinggi, 125.56 persen.
Selanjutnya terkait kinerja IJK pasar modal tercatat tingkat inklusi masyarakat terhadap produk pasar modal mengalami pertumbuhan signifikan (yoy). Tercermin pada posisi April 2024, jumlah SID (Single Investor Identification) tumbuh 40,50 persen dengan jumlah 353.201 SID. Dari total investor pasar modal tersebut, terbanyak investor reksadana mencapai 337.799 SID atau tumbuh sebesar 42,36 persen. Diikuti saham 111.227 SID atau tumbuh 27,67 persen dalam nilai transaksi saham Rp6,25 triliun. Dan terkecil, SBN (Surat Berharga Negara) hanya 16.189 SID atau tumbuh 18,27 persen.