BONE, FAJAR — Pelayanan persampahan di Bone tidak optimal. Keterlambatan pengangkutan sampah dilaporkan masih kerap terjadi.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bone, Dray Vibrianto, melaporkan kondisi ini terjadi lantaran minimnya armada sampah yang dimiliki Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bone.
Tercatat, saat ini armada sampah yang beroperasi hanya sebanyak 14 unit saja. Itupun, armada yang beroperasi ini dalam kondisi yang tidak layak.
Selain itu, empat unit armada di antaranya merupakan pengangkut kontainer yang harus mengangkut 20 kontainer sampah di 20 titik kawasan kota.
Dray membeberkan, sebagian besar armada yang dioperasikan tersebut sudah di atas lima tahun. Bahkan masih ada beberapa armada yang berusia 29 tahun namun masih dioperasikan oleh DLH.
“Jadi kondisinya ada yang di atas lima tahun (armada), ada 10 tahun, bahkan ada yang sudah 30 tahun, nah ini seharusnya tidak layak,” terang Dray, Minggu, 11 Agustus 2024.
“Sementara pembiayaan ini ada operasionalnya, ada BBM-nya,” sambungnya.
Untuk pembaruan ini, DLH mengaku tak didukung dengan anggaran yang memadai. DLH, kata dia, hanya disokong anggaran sebesar Rp15 miliar, pun Rp5 miliar di antaranya sudah diforsir untuk penanganan sampah ini. Yang mana jumlah ini pun masih jauh dari cukup.
Dia mencontohkan, untuk maintenance oli dan penggantian ban saja setidaknya membutuhkan anggaran sekitar Rp250 juta tiap bulan, sementara DLH hanya menyanggupi Rp180 juta saja.
“Nah, itupun sudah di luar, taruhlah ketika ada sparepart lain yang rusak. Jadi ini sangat kecil (anggaran), ini kita tertatih-tatih,” jelasnya.