FAJAR, MAKASSAR-Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dengan tema “Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia” sukses digelar mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Patompo, Sabtu, 10 Agustus. Acara ini menghadirkan tiga narasumber utama dari dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Makassar (UNM), yakni Prof Kembong Daeng, bersama dua anggota timnya, Ita Rosvita, dan Ilma Rahim.
Prof Kembong Daeng mengapresiasi inisiatif mahasiswa Universitas Patompo yang mengundang para akademisi untuk memberikan materi dalam workshop ini. Era digital yang serba cepat ini membuat peran dosen menjadi semakin krusial dalam membentuk karakter mahasiswa.
“Akses informasi yang begitu mudah menjadikan mahasiswa dituntut untuk bisa memanfaatkan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab. Namun, di balik kemudahan ini, terdapat tantangan besar terkait dengan pembentukan karakter generasi muda,” ujarnya.
Ketua Program Studi Manajemen Universitas Patompo, Andi Aris Mattunruang yang membuka acara tersebut, menekankan pentingnya memahami dampak digitalisasi. Digitalisasi memiliki dampak yang sangat signifikan, baik positif maupun negatif.
“Dampak positifnya adalah kemudahan akses informasi dan pengetahuan melalui media digital seperti jurnal online dan platform pembelajaran daring. Sebaliknya, dampak negatifnya terjadi ketika mahasiswa menggunakan media digital untuk konten yang tidak bermanfaat, yang dapat memengaruhi perilaku menjadi buruk,” kata Andi.
Ilma Rahim, dosen mata kuliah Bahasa Indonesia dari Universitas Patompo juga menyampaikan bahwa era digitalisasi memberikan pengaruh signifikan terhadap pembentukan karakter mahasiswa. Namun, hal ini juga memunculkan tantangan baru, terutama dalam menghadapi krisis karakter di kalangan generasi muda.
Ia menekankan pentingnya kembali kepada kearifan lokal dalam menanggulangi krisis karakter. “Pendidikan karakter harus selalu berakar pada nilai-nilai budaya yang kita miliki. Nilai-nilai budaya ini bisa menjadi panduan bagi mahasiswa dalam bertindak dan bersikap, baik di dunia nyata maupun di dunia digital,” tambahnya.
Pendidikan karakter sangat penting untuk membentuk pribadi yang berkualitas. Ita Rosvita, anggota tim PKM, menegaskan, mahasiswa perlu memahami dimensi pendidikan karakter yaitu olah pikir, olah rasa, olah hati, dan olah raga.
“Salah satunya pada olah rasa, terdapat piranti kesantunan yang sangat diperlukan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Sebab, karakter mahasiswa salah satunya ditentukan oleh cara berbahasa mereka, baik itu bahasa lisan maupun bahasa tulis,” paparnya. Ita menegaskan, mahasiswa yang berkarakter akan mampu menghadirkan nilai-nilai kebaikan dalam jiwa dan lingkungannya, tangguh, dan pandai menempatkan diri.
Maria Fatima Andriani dari Kelas MJ23B, selaku ketua panitia, menyampaikan rasa bahagianya atas suksesnya acara PKM ini. Ia menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan “panen atas proses tanam” yang telah mereka lalui berbulan-bulan dalam perkuliahan Bahasa Indonesia, dengan harapan besar agar semua mahasiswa yang hadir dapat mengambil pelajaran dari materi yang telah diberikan untuk kesuksesan mereka di masa depan. (*/)