English English Indonesian Indonesian
oleh

Revolusi Gen-Z di Bangladesh, Kemenangan Pertama Mahasiswa Abad 21

DHAKA, FAJAR–Gerakan mahasiswa cukup efektif. Di Bangladesh, mereka mampu menggulingkan rezim.

Demo besar-besaran di Bangladesh menjadi sorotan dunia karena menggulingkan Perdana Menteri Sheikh Hasina (76), sebagai pemimpin dari generasi boomer.

Demo ini dijuluki revolusi Gen-Z karena peserta aksi demonstrasi berisi mahasiswa-mahasiswi yang berusia 18 hingga 23 tahun. Protes Gen Z itu meletus sejak Juli lalu.

Mereka saat itu menuntut pembatalan sistem kuota perekrutan pegawai negeri sipil (PNS) bagi keluarga pejuang. Kuota PNS ini menjadi cara Hasina melanggengkan kekuasaan dengan menempatkan para pendukungnya di lembaga pemerintah.

Para pengunjuk rasa mengatakan sistem kuota itu diskriminatif dan menguntungkan pendukung partai penguasa Liga Awami. Kemarahan para demonstran kian membara saat Bangladesh menghadapi angka pengangguran yang meningkat drastis, lapangan kerja tak cukup bagi masyarakat, hingga ekonomi yang melemah.

Di Bangladesh, lebih dari 30 juta orang tidak memiliki pekerjaan atau pendidikan. Demo kuota PNS yang berawal damai berujung kerusuhan dan menewaskan sekitar 300 orang. Saat itu, pasukan keamanan meluncurkan peluru karet dan para pedemo juga banyak yang membawa tongkat.

Hasina lantas menyalahkan oposisi dan memutus internet di seluruh negeri. Kematian para demonstran menjadi api para mahasiswa-mahasiswi kembali menggelar aksi. Mereka tak puas dengan tindakan pemerintah dan menuntut Hasina mundur.

Dalam demo itu, pendukung Hasina juga turun ke jalan. Kelompok penentang pemerintah dan pendukung PM pun terlibat bentrok. Para pedemo juga merangsek ke Istana PM di Dhaka. Hasina lalu mundur dan kabur ke luar negeri.

News Feed