FAJAR, MAKASSAR-Komunitas Pemerhati Budaya Pusaka Cangadi Jaya berencana menggelar dan meresmikan perkumpulannya pada hari Sabtu, 10 Agustus 2024, bertempat di Lapangan H.A. Mahmud Cangadi, Kabupaten Soppeng. Ketua Andi Makkulau menjelaskan bahwa tujuan dibentuknya komunitas ini adalah untuk mempererat silaturahmi sesama pemerhati budaya pusaka. Selain itu, tujuan utama komunitas ini adalah untuk menjaga kelestarian budaya Bugis, terutama Parewa Bessi Kawali.
Kebudayaan besi merentang jauh ke masa lalu dan menjadi saksi bisu peradaban manusia. Besi, bagaimanapun, menjadi bagian dari alat pencipta kekuasaan. Pada awalnya, besi digunakan sebagai alat pertanian, kemudian menjadi alat perang, membangun peradaban suatu bangsa, dan mengubah peta geopolitik.
Dalam khasanah kebudayaan Bugis Soppeng, besi mulia atau Parewa Bessi (pusaka) memiliki nilai spiritual yang mendalam. Pusaka adalah senjata perang, pendamping jiwa, dan regalia sebuah kekuasaan. Badik dipandang sakral, memiliki kekuatan magis spiritual, dan sarat dengan pesan-pesan dan nilai filosofis.
Hadirnya komunitas Pemerhati Pusaka Cangadi Jaya ini dapat dipandang sebagai kebangkitan budaya khas Bugis dan nilai-nilainya yang telah beradaptasi dengan masa kini.
Kebangkitan kembali budaya Parewa Bessi ini diharapkan memberi dampak yang signifikan terhadap pelestarian budaya, terutama di Kabupaten Soppeng. Pada saat yang sama, komunitas ini membuka peluang-peluang baru dalam industri kreatif, melibatkan panre bessi (pandai besi), panre kayu (ahli kayu), ahli perak, pemahar pusaka, kolektor, budayawan, akademisi, pencinta Parewa Bessi, dan banyak pihak lainnya.
Diharapkan komunitas pemerhati budaya badik Bugis ini turut berkontribusi terhadap pelestarian budaya Bugis Makassar dan menambah pemahaman serta kecintaan terhadap Pusaka Etnik Bugis, terutama mengenalkan budaya tersebut kepada generasi milenial.
Dalam rencana peresmian kelompoknya, Andi Makkulau mengundang beberapa komunitas serupa yang ada di Kabupaten Soppeng dan sekitarnya untuk menggelar adat ritual Mattompang Kawali atau pencucian dan pembersihan benda pusaka. Selain itu, akan diadakan pameran benda pusaka jenis badik, keris, tombak, serta pemaparan filosofinya dan pergelaran budaya lainnya.
Andi Makkulau sangat berharap pemerintah setempat, terutama dinas terkait, turut serta dalam melakukan sosialisasi kepada generasi milenial mengenai benda pusaka agar kelestariannya tetap terjaga. (*)