English English Indonesian Indonesian
oleh

Paslon

SuarA: Nurul Ilmi Idrus

Pada akhir Januari lalu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengeluarkan Peraturan KPU No. 2/2024 tentang Tahapan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tahun 2024. Meskipun pengumuman pendaftaran pasangan calon sudah semakin dekat, belum ada pasangan calon (paslon) yang secara resmi mengumumkan siapa pasangan dengan siapa, meskipun di belakang layar sudah ada nama-nama pasangan yang digadang-gadang untuk menjadi paslon. Para bakal calon ini bukan sekedar calon, tapi mereka yang memiliki modal sosial, ada yang berlatar belakang fungsionaris partai, ada pula kepala daerah aktif yang telah menjabat selama dua periode, dan mungkin akan ada yang maju secara independen.

Jika dikaitkan dengan calon gubernur Sulsel, maka nama-nama yang muncul ke permukaan dan telah banyak terpajang balihonya adalah A. Sudirman Sulaiman (ASS). Danny Pomanto (DP), dan Ilham Arief Sirajuddin (IAS). Konon, ASS berpasangan dengan Fatmawati Rusdi (FR, Nasdem) didukung oleh Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). DP yang sebelumnya santer dipasangkan dengan Indah Putri Indriani (IPI), kini malah mencuat nama Azhar Arsyad (AA, PKB) sebagai calon pasangannya, dan konon beroleh dukungan dari P3, PKB, dan PDIP. IAS—mantan Walikota Makassar dua periode—konon akan didukung oleh Partai Hanura sejak akhir Mei lalu, diwanti-wanti untuk mencari dukungan partai lain dalam jangka waktu sebulan ke depan. Tapi, hingga kini IAS belum mendapatkan dukungan partai lain. Partai Golkar yang konon bakal mendukungnya tak kunjung memperjelas dukungannya kepada IAS, padahal hasil survei internal Golkar menunjukkan bahwa IAS unggul.

Namun belum juga jelas siapa yang akan mendampinginya dan ketidakjelasan dukungan Partai Golkar, muncul tagline: “Kasih Adnan Saja.” Ini bermakna ambivalen, antara Adnan akan dicalonkan sebagai calon gubernur atau sebagai calon wakil gubernur dari IAS. Adnan Purichta Ihsan (API) adalah salah seorang yang namanya muncul dalam survei-survei terkait Pilgub. Namun, hingga kini bupati Gowa dua periode ini belum menunjukkan kejelasan apakah ia akan menjadi balon gubernur atau wakil gubernur. Padahal API cukup “seksi” untuk dijadikan balon gubernur, maupun wakil gubernur.
Dua paslon yang menguat mencalonkan diri adalah paslon ASS-FR dan paslon DP-AA. Berbagai tagline telah mulai bermunculan, seiring dengan gencarnya baliho dipasang dimana-mana, paslon ASS-FR populer dengan tagline: “Sulsel Andalan,” Pasangan DP-AA (disingkat DIA) ber-tagline “DIA Baik Untuk Semua.” Sementara IAS masih ditunggu pasangan, partai pendukung, dan tagline-nya.

Jika dihubungkan dengan calon bupati, sejumlah incumbent akan kembali bertarung dan calon-calon bupati yang baru akan menjadi penantang. Jika dikaitkan dengan calon walikota Makassar, maka nama-nama yang muncul dan banyak balihonya adalah Munafri Arifuddin (Appi) yang populer dengan tagline “Wattunnami” konon akan berpasangan dengan Aliyah Mustika Ilham, Indira Yusuf Ismail yang entah akan berpasangan dengan siapa, dan ada Andi Seto Asapa juga belum jelas pasangannya. Ada pula Abdurrahman Bando dengan tagline “Gerbang Makassar,” dan ada Amri Rasyid dengan tagline-nya “Apa Kabar Makassar?” Dari para bakal calon (balon) yang muncul, ada yang memang serius menjadi calon walikota, namun ada juga yang tes-tes popularitas, elektabilitas, dan berharap “dilamar” oleh calon walikota yang “siap bertarung.”

Sayang seribu sayang para balon tidak peka lingkungan, tidak saja karena baliho terbuat dari plastik yang membutuhkan ratusan tahun untuk mengurainya dan terjadi pemborosan baliho karena jaraknya yang begitu dekat satu sama lain, tapi juga karena pemasangan baliho merusak pohon dan mengotori kota/kabupaten. What a mess!

News Feed