Dengan kemenangan itu, Prancis menjadi satu-satunya tim yang menyapu bersih empat pertandingan mereka sekaligus mencatatkan clean sheet alias tak kebobolan.
“Kami adalah satu tim, tujuan kami adalah satu, yaitu mencapai impian para penggemar dan lolos ke final. Kami akan berjuang bersama sebagai saudara, dan kami akan saling mendukung dalam setiap langkah,” ujar Henry terkait timnya.
Prancis terakhir kali meraih medali emas cabor sepak bola Olimpiade pada 1984 di Los Angeles. Penantian 40 tahun itu pun coba diakhiri Henry di kandang sendiri.
“Kami tahu bahwa bermain di kandang sendiri dan di antara pendukung kami akan memberi kami dorongan yang kuat, dan kami akan menggunakan faktor ini untuk keuntungan kami,” tandasnya.
Namun, seperti kata Henry, Mesir siap menjadi masalah di Lyon. Pelatih Mesir, Rogerio Micale menegaskan mereka akan terus bermimpi hingga peluang benar-benar sudah tertutup.
“Kami akan terus bermimpi, sebuah hak yang tidak dapat diambil oleh siapa pun dari kami, dan saya sangat bahagia untuk rakyat Mesir. Mimpi itu masih hidup,” katanya di King Fut.
Untuk pertama kalinya dalam 60 tahun, Mesir lolos ke semifinal Olimpiade. Sebelumnya, mereka finis keempat pada edisi 1964 dan 1928. Jadi, bisa dimaklumi jika ambisi mereka juga sangat besar.
Mesir tak punya masalah dan akan turun dengan kekuatan terbaiknya. Nama-nama seperti Osama Faisal, Zamalek Ahmed Sayed, Ibrahim Adel, Mohamed Elneny, Mohamed Shehata, dan Ahmed Kouka akan kembali mereka andalkan.
Sementara Prancis, mereka tidak bisa diperkuat gelandang Enzo Millot menyusul kartu merah yang ia dapatkan pasca pertandingan melawan Argentina yang berakhir keributan. Tapi pemain lain seperti Alexandre Lacazette, Michael Olise, hingga Mateta semuanya siap tempur.. (amr)