“Jadi begini, ini sudah dari 30 menit lalu, Kapolsek negosiasi jangan tutup jalan. Tapi malah dia tutup penuh jalan, ban besar ada enam yang siap dibakar,” ujar Darminto di lokasi.
Darminto menyebut, pembubaran unjuk rasa terpaksa dilakukan karena melihat keresahan warga yang terputus akses jalannya.
“Karena mengganggu ketertiban umum, warga yang dari Gowa ke Makassar tertutup. Ini sampai batas kota. Bisa dilihat sendiri,” sebutnya.
Bukan hanya pengendara dari arah Kabupaten Gowa, kata Darminto, tapi juga pengantin yang sedang melakukan resepsi di Hotel UINAM juga merasakan dampak buruk demonstrasi tersebut.
“Itu ada pengantin marah-marah, gara-gara unjuk rasa di depan UIN. Tamunya tidak bisa masuk ke gedung,” terang dia.
Darminto mengungkapkan, dari sekitar 30 massa aksi, pihaknya mengamankan sedikitnya lebih dari sepuluh orang.
“Tadi itu ada 30 massa aksi. Yang diamankan saya belum hitung semuanya. Lebih sepuluh orang. Nanti dihitung lagi,” tandasnya.
Selain mengamankan massa aksi, pihak kepolisian juga mengangkut beberapa motor milik mahasiswa yang melakukan unjuk rasa.
“Kendaraannya dibawa ke Polrestabes. Nanti dicek, kalau lengkap diberikan kembali, kalau tidak lengkap diberikan tilang,” tegas dia.
Sebelumnya Rektor UINAM, Hamdan Juhannis diketahui mengeluarkan surat edaran atau SE Nomor 259 Tahun 2024 tentang Ketentuan Penyampaian Aspirasi Mahasiswa di lingkungan UINAM pada Jumat, 26 Juli 2024.
Salah satu poinnya tertulis, mahasiswa harus mendapatkan izin tertulis lebih dahulu dari pimpinan universitas atau fakultas.
