FAJAR, GAZA–Israel membunuh sejumlah pemimpin Hamas. Namun, mereka masih jauh dari mencapai kemenangan atas Hamas di Gaza yang terkepung, meskipun perang brutal telah dilancarkan.
Penilaian itu dilontarkan seorang analis Israel, Ohad Hamo. Ia mengatakan, Hamas adalah organisasi yang tahu bagaimana beradaptasi.
“Meski memiliki banyak korban, seiring berjalannya waktu, mereka menjadi lebih kuat dan muncul sebagai musuh yang lebih signifikan dan penting,” kata Ohad Hamo di stasiun TV Channel 12 pada Kamis dikutip dari TRT World.
Sebelumnya, Israel mengumumkan pembunuhan pemimpin militer Hamas Mohammed Deif, meskipun kelompok Palestina belum mengkonfirmasi kematiannya. Selain itu, mereka juga membunuh pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh di Iran.
“Setelah sepuluh bulan merusak mesin perang Israel, masih ada satu ‘rumah’ (kepemimpinan) utama di Gaza, dan itu adalah Hamas, terutama di bagian tengah dan selatan jalur tersebut,” ujarnya.
Ia mengatakan, Hamas akan terus memberikan perlawanan dan mendapat tambahan anggota. “Diharapkan setelah sepuluh bulan perang, akan ada alternatif selain Hamas, tapi apa yang terjadi hari ini? Ribuan anggota baru bergabung dengan Hamas,” ujarnya.
“Kabar baiknya adalah mereka kehilangan anggota, namun kabar buruknya adalah generasi muda tidak punya alternatif untuk bergabung selain Hamas,” sambungnya.
Dia menggarisbawahi perlunya Israel membujuk generasi muda Gaza untuk bergabung dengan entitas selain Hamas, dan menambahkan bahwa sejauh ini, Tel Aviv telah gagal melakukannya.