”Itu bermula dari endorse. Jadi dari konten di TikTok, saya dapat endorse terus ditawari bikin brand. Bergelut di parfum itu sekitar satu tahun, kemudian merambah ke hijab. Nama brandnya sama, Silsan Hijab,” jelasnya.
Setelah dua tahun memiliki brand sendiri, Mushilda memutuskan untuk membangun outlet di Jl Pettarani 2 itu, Februari lalu. Isinya beragam, mulai dari hijab, skincare, aksesoris, sampai perlengkapan sekolah.
”Jadi banyak produk lain yang masuk juga. Sekarang ada tujuh brand besar masuk ke toko saya selain brand saya sendiri,” imbuhnya.
Setelah memiliki toko, Mushilda mengaku penjualan naik. Perbandingannya 70 persen pembeli offline dan 30 persen sisanya online. ”Karena kan orang belanja juga banyak yang mau lihat langsung produknya, bisa dicek, jadi lebih yakin,” bebernya.
Mushilda mengaku bersyukur menempuh jalan ini. Sebab dia disokong dan didukung oleh keluarga dan orang-orang terdekatnya. Terlebih lagi, mertuanya merupakan seorang pedagang.
”Saya dapat dukungan dari keluarga, mertua saya itu jual-jualan begini juga di kampung, di Barru. Tetapi kan tidak semasif saya di sini,” ungkapnya.
Dia berpesan kepada generasi muda untuk mampu berbuat. Kata dia, semua punya kesempatan yang sama. Hanya saja, sejauh mana kesempatan itu diambil dan dikelola sebaik mungkin.
”Teman-teman kawula muda jangan pernah takut berjuang. Ambil keputusan terbaik, jangan dengar ocehan orang lain yang tidak membangun. Fokus saja terhadap apa yang ditempuh, fokus dan serius, jangan malu, jangan gengsi,” pesannya. (*)