English English Indonesian Indonesian
oleh

Asda: Pionir Seni Daur Ulang Sampah di Dataran Tinggi Malino

HARIAN.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-Sampah adalah persoalan yang sangat penting untuk segera diselesaikan. Volume dan laju pertumbuhan sampah di Kota Makassar terus mengalami peningkatan. Data DLH Kota Makassar menunjukkan bahwa rata-rata peningkatan sampah setiap tahunnya mencapai 11.53 persen, dengan pertumbuhan penduduk sebesar 1,30 persen per tahun.

Hal ini sangat penting untuk segera diatasi, mengingat semakin maraknya produk-produk instan yang menggunakan kemasan plastik sekali pakai.

Lalu, bagaimana dengan sampah di dataran tinggi?

Meningkatnya kunjungan pariwisata di Malino tentu mempengaruhi jumlah produksi sampah. Kegelisahan tentang sampah di dataran tinggi Malino menjadi perhatian seorang perempuan yang akrab disapa Asda. Atas dasar kepedulian lingkungan, Asda mencoba mengolah sampah menjadi kerajinan seperti membuat kostum karnaval, pot bunga, hiasan dinding, dan berbagai karya lainnya. Karya-karyanya sering dipamerkan dalam acara besar seperti Beautiful Malino.

Galeri ‘Rumah Sampah’ miliknya menjadi ruang kreatif bagi Asda untuk mengolah sampah dengan alat seadanya. Apa yang dilakukan oleh Asda adalah hal yang luar biasa. Karena keprihatinannya terhadap lingkungan, Asda mencoba merespon sampah dengan menjalani hari-harinya membuat karya yang mengelola sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Meskipun terkadang ia mendapat cemoohan saat memungut sampah, pada akhirnya sampah-sampah tersebut bisa menjadi karya yang tidak semua orang mau dan mampu melakukannya. Asda selalu mengampanyekan penggunaan sampah di media sosial miliknya. Baginya, sampah adalah ancaman besar bagi kehidupan manusia yang mau tidak mau harus mendapatkan perhatian dan solusi untuk masa depan.

Kepedulian lingkungan dan cara berpikir kreatif penting untuk menjadi seruan bersama secara kolektif agar menjaga lingkungan, khususnya Malino sebagai tempat wisata.

Apa yang dilakukan oleh Asda adalah sesuatu yang penting dan perlu mendapatkan respon dari pemerintah, setidaknya melalui fasilitas atau pelatihan yang dapat meningkatkan kreativitasnya dalam pengelolaan sampah menjadi kerajinan.

Asda telah menjadi bagian dari gerakan lingkungan. Meskipun tidak tergabung dalam sebuah komunitas, Asda yakin bahwa apa yang dilakukannya sendiri melebihi komunitas peduli lingkungan atau pecinta alam yang rutin naik gunung untuk euforia semata.

Akhirnya, apa yang dilakukan Asda secara tidak langsung membuka mata kita bahwa untuk bermanfaat bagi kehidupan bisa dimulai dari hal terkecil dan dari diri sendiri. Mengambil andil dalam menjaga lingkungan mungkin terlihat sederhana, tetapi tidak semua orang mampu dan mau melakukannya. (*)

News Feed