Ibarat piramida, ada tiga titik sentral yakni Tuhan, manusia, dan alam. Tuhan menciptakan manusia untuk menjaga alam. Alam diciptakan untuk manusia, di mana harus dikelola dengan baik. Terkait pengelolaan alam, maka salah satunya adalah tambang.
Karena bumi kita, memiliki kandungan mineral yang begitu banyak, seperti emas, nikel, batu bara, dan lain-lain. Untuk diciptakan? Untuk dimanfaatkan.
Manusia harus memberdayakan alam karena Allah menciptakan alam untuk kemaslahatan manusia. Kita harus mengembalikan peran manusia sebagai khalifah untuk mengelola alam.
Dari segi prosedur dan pemanfaatannya, alam itu bisa dikelola tapi jangan merusak. Diambil tapi tetap melakukan rehabilitasi. Harus bisa dikalkulasi tingkat kerusakannya. Pemanfaatannya harus bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat.
Selanjutnya, Prof Firdaus menyatakan, Rasulullah itu sebagai uswatun hasanah. Tapi jangan kita pandang dari segi agama saja. Jangan sekuler memahaminya. Karena Rasulullah juga memberikan contoh dalam bidang ekonomi, politik, dan aspek lainnya.
Kita menjadikan nabi sebagai uswah termasuk dalam mengelola alam, berhubungan dengan manusia. Dengan demikian, kita bisa mengedukasi masyarakat untuk senantiasa menjaga dan mengelola alam. Karena itu, sangat besar harapan kita, bagaimana NU dan Muhammadiyah mengelola dengan landasan nilai-nillai.
Tetapi kalau NU dan Muhammadiyah ini mengelola sama saja dengan sebelumnya, ya tidak ada harapan lagi. Nah, bisakah NU dan Muhammadiyah mengelola tambang ini tanpa melakukan kerusakan, sekaligus mampu memberdayakan masyarakat? Jika bisa, bukan tidak mungkin ini akan menjadi pilot project bagi kita, khususnya di Sulawesi Selatan.