Kedua, Battery Electric Vehicle (BEV). Jenis mobil ini menggunakan energi listrik sebagai satu-satunya sumber untuk membuat kendaraan dapat dikendarai di jalanan.
Mobil satu ini juga dikenal dengan sebutan mobil listrik karena tidak memiliki mesin bensin atau diesel. Itu berarti mobil ini tidak mengeluarkan emisi gas buang seperti mobil biasanya.
Mobil listrik menggunakan baterai lithium-ion untuk menyimpan dan menyalurkan energi listrik ke motor listrik yang menggerakkan mobil. Baterai tersebut dapat diisi ulang dengan menggunakan stop kontak atau pengisi daya mobil listrik khusus (EV charging station).
Ketiga, Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV). Tidak jauh berbeda dengan HEV, mobil satu ini merupakan jenis kendaraan yang menggabungkan mesin bensin atau diesel dengan motor listrik.
Plug-in Hybrid Electric Vehicle tetap dapat menggunakan sumber energi dari kedua mesin tersebut secara bergantian atau bersamaan, seperti mobil hybrid pada umumnya.
Bedanya, mobil hybrid satu ini memiliki fitur yang memungkinkan baterainya diisi ulang dengan menggunakan stop kontak atau pengisi daya mobil listrik (EV charging station).
Hal ini membuat mobil dapat beroperasi hanya dengan menggunakan sumber energi listrik ketika diperlukan, seperti saat berada di daerah perkotaan atau saat melakukan perjalanan jarak pendek. Tentu konsumsi BBM-nya akan menjadi sangat efisien dan menghemat pengeluaran.
Keempat, Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV). Jenis ini masih menggunakan energi listrik untuk menggerakkan mobil, tetapi bukan dengan BBM ataupun baterai. Uniknya, jenis mobil satu ini memanfaatkan reaksi kimia dari oksigen dan hidrogen.
Hasil dari reaksi kimia tersebut akan menghasilkan energi listrik yang sangat besar sehingga membuat mobil bisa dikendarai dalam jarak jauh. (int/zuk)