English English Indonesian Indonesian
oleh

Media Diminta Jadi Dinamisator Saat Momentum Pemilu

Alamsyah menjelaskan kegiatan tersebut penting dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerawanan pilkada. Terutama dalam hal melakukan pemberitaan hoaks, juga menyebarkan ujaran kebencian.

“Baik itu awak media maupun staf kehumasan merupakan garda terdepan untuk mempublikasi data atau hasil pengawasan di tahapan pemilihan nantinya,” ucapnya.

Apalagi kata dia, sejauh ini Bawaslu Sulsel dalam melakukan pemberitaan sejauh ini terbilang kondusif namun dengan adanya pembekalan peliputan para staf humas dapat lebih meningkatkan kapasitas pemberitaan kehumasan.

“Perlu dibekali peningkatan pemahaman peliputan terutama staf kehumasan guna menambah ilmu didunia jurnalistik,” pungkasnya.

Anggota KPU Sulsel Hasruddin Husain menyatakan bahwa Pilkada serentak 2024 lebih menantang karena tahapan kampanyenya selama 60 hari. “Dari semua tahapan Pilkada, kampanye sedikit hangat. Bulan depan sudah pendaftaran,” sebutnya.

Hasruddin menuturkan di tahapan kampanye inilah peran media sangat strategis. Media harus menjadi dinamisator kampanye.

“Di tahapan kampanye ini isu strategisnya adalah black campaign. Kandidat saling serang lewat media. Kami sebagai penyelenggara sering serba salah dalam penanganannya karena melibatkan media,” ujarnya.

“Lewat kegiatan ini lah kami berharap ada masukan dari media,” sambung Hasruddin.

Hasurddin mengungkapkan dalam waktu dekat akan ada pertemuan di Jakarta guna membahas seperti apa Peraturan KPU kampaye yang baru. “Sulsel akan menjadi lokus diskusi sebelum ditetapkan PKPU kampanye yang baru,” katanya. (sae)

News Feed