PAREPARE, FAJAR — Seorang pasien mengalami alergi obat. Tubuhnya bintik-bintik.
Meski masih butuh pemeriksaan lanjutan, kasus ini mendapat atensi. Diduga, obat yang diresepkan dokter mengakibatkan alergi parah pada pasien bernama Syahendra (20).
Warga BTN Pebabri, Kelurahan Lapadde, Kecamatan Ujung, Kota Parepare itu terkena alergi usai berobat di Puskesmas Lapadde. Awalnya, Hendra, panggilannya, mengalami penyakit kejang-kejang, lalu memeriksa ke puskesmas.
“Adikku pergi ke Puskesmas. Caranya itu diperiksa di puskesmas cuma ditensi dengan ditimbang,” kata salah satu keluarga Hendra, Andi Aisyah Utami, Rabu, 24 Juni.
Aisyah kecewa dengan pelayanan medis di Puskesmas Lapadde. Mereka tidak memeriksa dengan baik kondisi Hendra. “Terus na-lihatkan videonya pada saat kalau kembali penyakit kejangnya. Terus dokter kasikan-mi obat, begitu saja,” katanya.
Obat yang diberikan dokter dikonsumsi Hendra selama satu bulan. Saat itu, Hendra mengeluhkan sakit pada matanya.
“Awalnya itu (alergi yang muncul) sakit mata, sudah itu sakit lagi tenggorokannya, terus naik mi bintik-bintik merah dan hitam. Kayak terbakar,” tuturnya.
“Hari ketiganya itu sudah parah, jadi dibawa ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, bapakku ingin meminta tanggung jawab di puskesmas dan katanya siap bertanggung jawab,” lanjut Aisyah.
Aisyah membeberkan pihak puskesmas ingin bertanggung jawab. Bahkan pihak puskesmas memberikan pembeli obat.
“Memang bertanggung jawab, datang ke rumah sakit lihat adikku. Cerita-cerita dengan nenekku dan mamaku. Memang dikasi pembeli obat, jumlahnya itu Rp150 ribu dan kepala puskesmas kasikan Rp50 ribu, jadi totalnya Rp200 ribu,” bebernya.