Untuk proses pembuatannya, kata dia, pertama-tama kulit pisang raja dicuci, dipotong-potong dan dikeringkan. Setelah itu dihaluskan dan diekstraksi secara maserasi menggunakan etanol sampai didapatkan ekstrak kental. Lalu dilakukan optimasi formulasi lotion dengan beberapa variasi emulgator tween 80 dan span 80.
Pembuatan lotion dibagi menjadi dua bagian, yaitu bahan fase minyak dan bahan fase air. Proses pencampuran kedua bahan (fase minyak dan fase air) yang yang berbeda tersebut dilakukan pada suhu ±70oC, kemudian dihomogenkan menggunakan ultraturax pada kecepatan 8000 RPM dengan pengadukan kontinyu hingga terbentuk emulsi.
Emulsi yang terbentuk ditambahkan ekstrak kulit pisang raja yang sudah larut dengan propilen glikol sedikit demi sedikit.
Menurutnya, penggunaan lotion ini cukup dioleskan pada kulit yg akan terpapar sinar matahari karena adanya kandungan air lotion ini juga dapat menjaga kelembaban kulit dan mencegah kehilangan air.
Selain punya nilai SPF tinggi juga dapat memberikan efek antioksidan dan mencerahkan pada kulit. Dosen Farmasi UMI Makassar, Dr. apt. Audia Triani Olii, S.Farm., M.Si menambahkan, kulit pisang memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Antioksidan ini adalah bahan yg dapat mencegah kerusakan sel-sel tubuh akibat radikal bebas.
Salah satu efek dari terpaparnya radikal bebas yang cukup besar adalah penuaan dini. “Lotion kulit pisang yang dibuat itu memiliki aktivitas antioksidan berkisar antara 83-98 mikrogram/mililiter dan ini termasuk dalam golongan antioksidan kuat sehingga berpotensi sebagai lotion antiaging” jelasnya. (irm/lin)