English English Indonesian Indonesian
oleh

Pilpres AS, Demokrat vs Republik

Singkatnya, kebijakan ekonomi kubu demokrat akan mempertahankan posisi dollar AS seperti sekarang dengan suku bunga The Fed sekitar 5,25% – 5,5%. Tujuannya agar CPI inflation turun dari 3% menjadi 2% sesuai target The Fed.

Suku bunga tinggi akan membuat investor global memilih memegang asset keuangan AS dibandingkan EMEs, khususnya Indonesia. Terjadi capital outflow di EMEs ke AS yang membuat nilai tukar dollar AS menguat.

Penguatan dollar AS akan berdampak pada tingginya kepercayaan investor global terhadap dollar sebagai mata uang utama global. Hal ini tercermin pada penggunaan dollar AS dalam transaksi internasional dan juga sebagai reserve currency (Cadangan devisa negara lainnya).

Sebaliknya, pelemahan dollar AS akan menurunkan kepercayaan negara lain dalam memegang dollar AS sebagai reserve currency. Hal ini akan mempercepat proses dedollarisasi, dimana penggunaan mata uang dollar AS dalam transaksi internasional dan reserve currency akan semakin menurun.

Resiko lain yang akan terjadi dengan pelemahan dollar adalah tingginya likuiditas perekonomian yang membuat inflasi AS meningkat signifikan. Apa lagi saat ini, inflasi AS sebesar 3% masih di atas target The Fed sebesar 2%.

Akhirnya, untuk melemahkan dollar AS, Trump tidak mungkin melakukannya sendirian, perlu koordinasi dengan beberapa negara utama, seperti Jepang, United Kingdom (UK), dan Euro untuk bersama-sama melakukan intervensi.

Hal ini pernah dilakukan pada tahun 1985, pemerintahan Ronald Reagan menandatangani Plaza Accord dengan Jepang, UK, Perancis dan Jerman Barat untuk melakukan Langkah-langkah melemahkan dollar AS. Kebijakan ini sukses membuat dollar AS terdepresiasi, namun langkah ini hampir mustahil dilakukan pemerintah AS saat ini.

News Feed