”Yang terpenting itu guru,” kata Rizal.
Menurutnya, ganti menteri ganti kurikulum adalah cara lama. Pemerintah yang baru, perlu membuat guru yang bisa berpikir secara ilmiah. Kemudian guru yang mampu merangsang murid untuk suka atau cinta belajar.
Dia menegaskan, pola pengembangan guru jauh lebih penting, ketimbang urusan konten atau materi pelajaran. Komunitas GSM yang mereka bangun bertujuan menghadirkan perangai ilmiah.
”Materi pelajaran tidak terlalu penting. Mata pelajaran hanya jadi alat,” tutur Muhammad Nur Rizal.
Menko PMK Muhadjir Effendy kepada wartawan di Jakarta mengatakan, di daerah tertentu anggaran Rp7.500 untuk makan itu sudah sangat besar. (amr)