“Ya, Jakarta kita cermati masih sangat dinamis. Justru berbagai wacana yang muncul saat ini baik itu terkait dengan Pak Ahok, terkait dengan pak Anies, termasuk kombinasi keduanya atau kemungkinan rivalitas di antara keduanya atau munculnya figur baru, seperti Pak Pramono Anung,” papar Hasto.
Hasto juga menyinggung sosok pakar Bivitri Susanti yang menjadi aktor dalam film dokumenter Dirty Vote yang mendapat banyak perhatian publik jelang Pilpres 2024 lalu.
“Kami juga mendapat informasi dari teman-teman civil society, Mbak Bivitri misalnya, ada juga yang mengusungnya. Mbak Bivitri ini ketika menyandingkan film Dirty Vote itu di Jakarta itu yang nonton hampir 8 juta orang, itu bagian dari dinamika yang menyehatkan demokrasi,” ujarnya.
PDIP kata Hasto akan terus membuka suatu ruang bagi hadirnya calon-calon pemimpin tersebut, berdasarkan suara arus bawah partai.
“Muncul juga nama Mas Pramono Anung. Di Jawa Timur muncul nama ibu Tri Rismahirini, di Jawa Tengah muncul nama Pak Andika, ada Pak Hendi, ada yang mengatakan pak Andika juga cocok di Jakarta. Ini semua masih dicermati oleh PDIP,” tegas Hasto. (amr)