English English Indonesian Indonesian
oleh

Catatan Dari Diskusi Sekolah Parlemen 2024; Agama dan Negara: Apakah Bisa Bersatu?

SEELASA 16 Juli 2024, Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir menggelar acara bersejarah, yaitu Sekolah Parlemen 2024. Acara ini tidak hanya menjadi ajang pembelajaran keparlemenan bagi diaspora Indonesia di Timur Tengah, tetapi juga menyoroti sebuah pertanyaan yang relevan dalam konteks global saat ini: apakah agama dan negara bisa bersatu?

Menghadirkan Pembicara Dari Indonesia Prof. Dr. Sunny Ummul Firdaus S.H., M.H., seorang guru besar di bidang tata hukum negara dari Universitas Sebelas Maret (UNS) yang menjadi pemateri pada gelar wicara di hari pertama Sekolah Parlemen 2024, mengungkapkan kekagumannya terhadap antusiasme mahasiswa Timur Tengah terhadap keparlemenan. Menurutnya, stereotip bahwa mahasiswa di Timur Tengah hanya tertarik pada studi agama ternyata terbantahkan dengan partisipasi mereka dalam acara Sekolah Parlemen ini.

Peristiwa ini mencerminkan dinamika kompleks antara agama dan negara. Di banyak negara, agama sering kali menjadi faktor penting dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Namun, tantangan muncul ketika agama digunakan sebagai landasan untuk kebijakan publik dan hukum negara. Hal ini dapat memicu ketegangan antar-kelompok atau bahkan konflik di masyarakat.

Wadah Baru
Sekolah Parlemen 2024 memberikan contoh bagaimana pendekatan inklusif dapat memperkuat integrasi sosial di antara warga negara yang memiliki latar belakang agama yang beragam. Partisipasi aktif dari mahasiswa diaspora Indonesia, yang berasal dari berbagai latar belakang agama, menunjukkan bahwa dialog dan toleransi dapat menjadi jalan untuk mencapai kesatuan dalam keragaman.

News Feed