English English Indonesian Indonesian
oleh

Moderasi Beragama, Rektor UMI Dapat Apresiasi dari Kemenag

FAJAR, JAKARTA-Universitas Muslim Indonesia (UMI) menjadi salah satu Universitas di Kawasan Timur Indonesia, yang mendapatkan undangan menghadiri seminar dan lokakarya Penguatan Moderasi Beragama. Agenda yang digelar Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama, Diklat Kementrian Agama RI kerjasama Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi dan Forum Rektor Indonesia di Hotel Sultan Jakarta, Rabu-Jumat, 17-19 Juli 2024.

Sederet pimpinan perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia serta pejabat Kementrian Agama dan Kementrian Pendidikan hadir.

Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI, Prof Abu Rokhmad mengungkapkan, UMI menjadi salah satu perguruan tinggi yang aktif berpartisipasi dalam mendorong moderasi beragama di Indonesia.

Kata dia, ada peserta yang cukup spesial yakni Universitas Muslim Indonesia, kampus yang berpartisipasi dalam forum ini.

“Kami berharap UMI menjadi penggerak moderasi beragama untuk wilayah Makassar dan Sulawesi secara umum,” harapnya.

Sementara Kepala Balai Litbang dan Agama Kementrian Agama, Prof Amin Suyatno menyampaikan kehadiran Rektor UMI dalam kegiatan ini sebagai bentuk dukungan kerjasama antar kedua lembaga untuk bersama berkolaborasi dalam penguatan moderasi beragama di kampus.

Lanjut dikatakan, kegiatan semiloka Seminar dan Lokakarya Penguatan Moderasi Beragama Bersama Perguruan Tinggi dengan tema “Membangun Ekosistem Moderasi Beragama di Pendidikan Tinggi”.

Ini merupakan akselerasi implementasi pelaksanaan penguatan moderasi beragama sebagaimana amanat dari Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2023, yang ditindak lanjuti oleh Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2024, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama bermaksud mengadakan Kegiatan

Rektor UMI, Prof Sufirman Rahman SH, MH, menerangkan bahwa moderasi beragama pada prinsipnya berbicara persoalan toleransi yakni sikap menghargai dan menghormati penganut dan ajaran agama yang lain.

“Moderasi beragama kali ini adalah kegiatan yang sejalan dengan semangat setiap agama untuk menjalankan agamannya masing-masing. Dalam Islam saja Allah SWT sudah sangat tegas dengan mengatakan bagimu agamamu dan bagiku agamaku,” tegasnya.

Kata dia, Ini menunjukan bahwa Islam, agama sangat toleransi terhadap penganut ajaran agama yang lain artinya menghargai dan menghormati.

“Perbedeaan itu dianggap sebagai suatu rahmat,” sambung Alumni Fakultas Hukum UMI tersebut. (wis)

News Feed