Meski sudah ada tim khusus gabungan dari dinas sosial (dissos), dinas kesehatan (diskes), Satpol PP, kepolisian, dan organisasi disabilitas yang dibentuk, belum ada layanan penanganan secara intensif terhadap ODGJ.
Untuk perawatan intensif Bone sangat bergantung pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dadi di Makassar.
“Kendalanya kita di Bone belum ada tempat untuk rawat ODGJ yang masih dalam perawatan. Ada tempat rumah singgah di dinsos, tetapi tidak bisa disimpan yang masih dalam perawatan, di situ ada tiga kamar,” jelasnya.
Setelahnya mereka akan dikembalikan ke keluarganya setelah ditempatkan di rumah singgah. Pun ODGJ yang dirawat dengan keluarganya masih ditangani dengan tidak manusiawi.
Beberapa ODGJ malah dipasung hingga bertahun-tahun lamanya. Sementara data terakhir jumlah yang dipasung masih belum berubah. Artinya setelah diintervensi pemerintah, masyarakat bersangkutan masih tetap melanjutkan aktivitas tersebut.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) dan Keswa, Diskes Bone Paulina Pumpun melaporkan jumlah ODGJ yang terdata masih di angka 29 orang. Itu baru teridentifikasi, meski kemungkinan masih banyak yang belum terdata.
“Itu didominasi laki-laki ada 25 orang, sisanya perempuan,” singkat Paulina singkat. (an/zuk)