English English Indonesian Indonesian
oleh

Arah Nilai Tukar Rupiah

Tingginya suku bunga The Fed, menyebabkan aliran modal masuk ke AS. Hal ini membuat dollar AS menguat. Sebaliknya bagi EMEs, tingginya FFR menyebabkan aliran modal keluar dari EMEs, termasuk Indonesia yang menyebabkan rupiah terdepresiasi. Diperkirakan tren penguatan dollar AS atau pelemahan rupiah akan berlanjut hingga akhir tahun.

Namun demikian, pelemahan rupiah terhadap dollar AS tidak akan mengarah pada krisis nilai tukar seperti yang pernah terjadi di negara Amerika Latin tahun 1980-an, Meksiko awal 1990-an, dan Asia akhir 1990-an.

Dimana ketiga generasi krisis semuanya disebabkan oleh tingginya arus modal masuk ke negara-negara tersebut di atas yang kemudian diikuti oleh penurunan kepercayaan terhadap banks sentral (menurunnya kredibilitas) dalam mempertahankan regim nilai tukar tetap. Hal ini mendorong arus modal keluar yang menyebabkan depresiasi ekstrim nilai tukar negeri-negara tersebut di atas yang menyebabkan ambruknya regim nilai tukar tetap.

Krisis nilai tukar genarsi pertama, kedua dan ketiga tidak akan terjadi saat ini karena mayoritas EMEs, khususnya Indonesia memilih floating exchange rate regim (nilai tukar mengambang bebas). Dimana perubahan kebijakan moneter AS, menaikkan FFR, yang berdampak pada capital outflow dari EMEs dapat dinetralkan melalui fluktuasi nilai tukar.

Akhirnya, langkah kebijakan BI yang dapat dilakukan adalah menjaga kebebasan arus modal dan independensi kebijakan moneter. Dimana dalam kondisi perekonomian yang semakin terintegrasi kuat dan berdasarkan pengalaman tiga generasi krisis, memilih regim nilai tukar bukan pilihan kebijakan yang tepat.

News Feed