English English Indonesian Indonesian
oleh

Telur Ikan Terbang Nelayan Takalar Tembus Pasar Ekspor Korea Selatan

FAJAR, TAKALAR-Tim dari PPK Ormawa HMPS Pendidikan Sejarah UNM turun ke lapangan untuk melihat langsung alat yang digunakan nelayan patorani dalam menangkap ikan terbang beserta telurnya di Desa Galesong Baru, Takalar, Selasa, 16 Juli 2024.

Alat yang digunakan para nelayan patorani ini dikenal dengan sebutan pakkaja dan bala’-bala’. Kedua alat tradisional ini masih dipertahankan keasliannya oleh para nelayan patorani. Alat-alat ini terbuat dari bambu dan daun kelapa yang berfungsi sebagai tempat bertelurnya ikan terbang sekaligus untuk menangkapnya.
Telur ikan terbang merupakan salah satu jenis telur ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Dalam proses pencariannya, para nelayan harus turun ke laut selama beberapa bulan. Jenis telur ikan terbang ini juga bermacam-macam dan setiap jenis telur ikan memiliki harga yang berbeda tergantung dari jenisnya.

Para nelayan patorani berlayar antara bulan April hingga September. Sebelum berlayar, mereka terlebih dahulu mempersiapkan bahan-bahan seperti beras, mi, pakaian, dan solar dalam jumlah yang cukup banyak sebagai bahan bakar kapal mereka. Semakin jauh jarak yang ditempuh dalam memburu telur ikan terbang, semakin banyak solar yang mereka persiapkan karena mereka akan berada di laut selama berbulan-bulan. Selain itu, mereka juga menyediakan alat tangkap telur ikan terbang yang bernama pakkaja yang terbuat dari bambu dan daun kelapa.

Seorang nelayan yang diwawancarai oleh tim PPK Ormawa HMPS Pendidikan Sejarah mengungkapkan bahwa sekali mereka turun ke laut untuk memburu telur ikan terbang, mereka dapat mengumpulkan hingga 100 kilogram telur ikan terbang dalam waktu 2-3 bula. Hasil itu kemudian mereka akan ekspor ke luar negeri. Pasaranya salah satunya ke Korea Selatan. “Daerah terjauh yang kami kunjungi adalah Fakfak, Papua. Harga per kilogram telur ikan terbang bisa mencapai lebih dari 1 juta rupiah,” ujarnya.

Rafli M, salah satu anggota tim PPK Ormawa HMPS Pendidikan Sejarah, mengungkapkan bahwa tujuan mereka adalah untuk mengetahui secara langsung model atau bentuk dari pakkaja dan bala’-bala’. “Sehingga kami dapat melakukan pengamatan dan modernisasi kedua alat tangkap tradisional ini,” ucap Rafli. (*/ham)

News Feed