MAROS, FAJAR — Pascainsiden dua pelajar tenggelam di Air Terjun Jami, Kantisan, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, DPRD Maros meminta agar pemerintah kabupaten (Pemkab) menutup kawasan tesebut.
Ketua DPRD Maros A Patarai Amir mengatakan, pemkab, khususnya pemerintah desa, harus menaruh perhatian terhadap titik-titik wisata di Tompobulu.
Apalagi, korban tenggelam bukan pertama kali terjadi, tetapi hampir tiap tahun.
“Kami meminta kepada pemerintah setempat untuk memperhatikan hal ini, kita tidak ingin kejadian tersebut terus terulang,” jelasnya, Sabtu, 13 Juli.
Memang, kawasan itu tidak dikelola pemdes, namun mereka tak boleh lepas tangan. “Kalau lokasi wisata tersebut masuk kawasan taman nasional, maka kita harus cari solusi agar air terjun tersebut tidak memakan korban lagi,” tegas politisi Partai Golkar ini.
Rata-rata yang menjadi korban adalah anak muda, seperti anak SMA atau anak kuliah yang masih memiliki tingkat kewaspadaan rendah. Bukan hanya Air Terjun Jami, namun juga air terjun lain atau spot-spot wisata yang belum dikelola oleh pemerintah setempat.
“Intinya kita tidak ingin kejadian adanya korban ditempat wisata terulang terus sehingga pihak-pihak yang berkepentingan harus mengambil langkah-langkah pencegahan,” tegas mantan Ketua Golkar Maros ini.
Sementara itu Bupati Maros AS Chaidir Syam menegaskan kepada masyarakat untuk tidak mengunjungi lokasi-lokasi air terjun yang berbahaya dan belum dikelola oleh pemerintah desa.
“Karena kita tentu tidak bisa menjamin keselamatan pengunjung,” tutupnya.