BONE, FAJAR-Hujan yang kerap terjadi di Kabupaten Bone membawa dampak buruk ke beberapa desa. Termasuk bagi warga di empat desa di Kecamatan Awangpone yang terdampak perluasan bandara.
Desa tersebut, yaitu Mappalo Ulaweng, Unra, Kajuara, dan Cari Gading. Warga di desa ini harus berjibaku dengan genangan, jalan rusak, dan berlumpur. Bahkan beberapa hari terakhir akses jalan satu-satunya ke keempat desa tersebut putus.
Seyogianya jalan ini merupakan jalan tani yang diperlebar dari swadaya masyarakat. Perluasan bandara yang dilakukan Pemkab Bone mengorbankan jalan poros desa mereka. Proyek itu tak disertai dengan tanggung jawab memberikan jalan alternarif yang memadai.
Ketua Karang Taruna Desa Unra, Kecamatan Awangpone, Bone Arham Jailani mengatakan masyarakat dalam sebulan tekrahir sudah beberapa kali terisolasi akibat akses jalan yang buruk dan banjir yang melanda kawasan tersebut.
“Sekarang kita tidak bisa lewati karena banjir. Jadi jangan bicara berapa menit berapa jam dilewati, ini kami kayak terpenjaraki kalau hujan, desa sekitar juga banjir jadi terkepungki di dalam,” jelasnya, kemarin.
Dalam kondisi cuaca normal pun jalan bak kubangan sapi. Bahkan dampak buruk dari jalan ini sudah beberapa kali mengorbankan siswa yang mana dari informasi terkahir, sudah ada beberpa orang tua siswa yang menyerah dan memilih memindahkan anaknya.
“Ada tiga sekolah dasar dan 1 SMP di sini, dan sudah banyak yang memilih pindahkan anaknya, karena itu, akses yang terputus, ada sekitar 6 siswa yang pindah, karena memang dulu sekolah di Unra sekarang memutar lewat jalan rusak karena dipotong bandara,” jelasnya.