English English Indonesian Indonesian
oleh

Kelangkaan Solar-Pertalite Meluas dari Kota ke Daerah

PAREPARE, FAJAR — Antrean kendaraan terjadi di sejumlah SPBU. Solar dan Pertalite makin langka.

SOLAR terutama. Para sopir truk bahkan banyak yang menginap di area stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) menunggu pasokan Solar dari Pertamina datang.

“Kita datang tengah malam sekitar jam 11, 12 malam sudah tutup juga SPBU,” kata salah seorang warga Parepare, Muhammad Irgi (25), Minggu, 14 Juli.

Warga Parepare masih mengeluhkan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Bahkan jika ada BBM subsidi di SPBU, antreannya sangat panjang.

Membeli BBM eceran juga bukan opsi bagi pengendara motor. Harganya jauh berbeda dibandingkan di SPBU dengan jenis BBM yang sama dan dengan takaran yang berbeda.

“Beli eceran mahal sekali. Rp12 ribu satu liter. Kalau pagi sebelum ke kantor antreannya panjang sekali. Belum lagi ada truk juga penuhi SPBU,” tambahnya.

Tak hanya di daerah, di Kota Makassar pun sepekan ini antrean terjadi di banyak SPBU. Truk-truk terparkir di kawasan SPBU menunggu Solar. Bahkan mereka rela bedagang menununggu truk tangki Pertamina datang.

“Bermalam di sini, Pak. Katanya subuh baru ada Solar masuk,” ujar salah seorang sopir truk yang memarkir kendaraannya di SPBU Pintu II Unhas, Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar.

Dalih Pertamina

Sementara itu, Pertamina mengklaim wilayah Kota Parepare rata-rata konsumsi Pertalite dari Juni-Juli 2024 sebanyak 289 ribu kilo kiter (KL) per hari.

Dibandingkan tahun sebelumnya rata-rata konsumsi sebesar 280 ribu KL per hari atau naik sebesar tiga persen. Begitu juga untuk konsumsi Solar pada periode yang sama juga terdapat kenaikan sebesar 7,6 persen.

News Feed