Oleh: Suhendro Boroma
Jurnalis
SEPEKAN lalu (8/7/2024), PT Indo Primier Sekuritas (IPS) meluncurkan Power Fund Series (PFS) di Main Hall PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta.Sebuah inovasi revolusioner IPSdi IPOT Fund dengan fitur-fitur unik dan kreatif untuk mewujudkan keadilan sosial di dunia investasi reksa dana saham dan reksa dana Exchange Tranded Fund (ETF) di Indonesia.
“Ini sejarah penting bagi pasar modal Indonesia,” kata Direktur Pengembangan PT BEI Jeffry Hendrik saat peluncuran produk ini. “Kami meminta maaf karena setelah 22 tahun (berdirinya IPS), baru memberikan solusi yang relevan bagi seluruh kalangan masyarakat terlepas dari latar belakangnya,” ujar Moleonoto The, Dirut PT IPS.
Para investor reksa dana saham dan reksa dana EFT selama ini merasakan kurangnya transparansi portofolio, pencairan dana butuh 3-7 hari, dan harga yang terpaku di akhir hari dan transaksi yang terjadi di akhir hari juga.
Power Fund Series di IPOT Fund menjawab kelemahan reksa dana saham dan reksa dana EFT. Investor dapat memanfaatkan harga real-time sesuai momentum pasar untuk mendapatkan harga terbaik. Berbeda dengan reksa dana saham pada umumnya yang harganya mengacu hanya di akhir hari.
PFS memberikan fleksibilitas dengan solusi multi opsi. Investor dapat melakukan transaksi pada dan setelah jam operasional bursa. Jika ingin memanfaatkan harga real-time, dapat bertransaksi sesuai jam operasional bursa. Juga, masih dapat bertransaksi setelah jam bursa dengan mengacu ke harga akhir hari.
Keunggulan lain, komposisi portofolio dijamin transparan 100%. Investor menjadi tenang dan nyaman karena dapat mengetahui dengan pasti apa yang diinvestasikan. Untuk pencairan dana hanya dua hari, dibanding pada ‘reksa dana konvesional’ yang butuh 3-7 hari.
PFS merupakan reksa dana EFT terpadu yang memberikan kesempatan dan hak yang sama bagi semua kalangan dan segala lapisan umur. Di tahun 2007, untuk dapat melakukan transaksi di pasar modal, seorang investor harus membeli satu keranjang (basket) saham yang mencakup 10.000.000 unit. Ketentuan ini hanya memungkinkan investor kelas atas yang mampu bertransaksi di bursa saham.
Pada 2011 aturan itu diperbaharui, dengan menurunkan cakupan dalam satu basket (saham) menjadi 100.000 unit. Kalangan kelas menengah sudah mampu dan punya akses melakukan jual beli saham di pasar modal.
Pada 6 Januari 2024, BEI membuat aturan baru tentang satuan lot saham: 1 lot setara 100 lembar saham, dari sebelumnya 1 lot setara 500 lembar saham. Dalam konteks ETF, 1 basket setara 1.000 lot, setara 100.000 unit atau lembar saham.
Senin 8 Juli 2024, IPS meluncurkan inovasi revolusioner: transaksi di Power Fund Series IPOT Fund cukup 1 unit. “Inovasi ini bertujuan memberi kesempatan dan akses seluas-luasnya bagi semua kalangan dan membawa keadilan sosial bagi seluruh investor reksadana di tanah air,’’ tutur Moleonoto.
Dengan berbagai keunggulan tersebut, PFS merupakan solusi inovatif dan revolusioner di dunia investasi reksa dana saham dan reksa dana EFT. “Power Fund Series merupakan inovasi yang pertama di dunia yang dirancang untuk memudahkan investor dari berbagai kalangan,’’ kata Moleonoto.
Sejalan dengan misi IPS sejak awal berdiri, yakni memastikan aksesibilitas dan kebebasan penggunaan yang optimal, Moleonoto melanjutkan, “PFS memberikan dampak positif yang signifikan terhadap industri investasi di Indonesia.”
Untuk melayani investor mendapatkan berbagai kemudahan bertransaksi dan meraup keuntungan di PFS, IPS menggandeng Indo Premier Investment Management (IPIM) dan akan meluncurkan tiga belas produk, termasuk Premier ETF IDX LQ-45, Premier ETF PEFINDO i-Grade dan Premier ETF FTSE Indonesia ESG, yang kini dapat ditemukan di IPOT Fund dalam aplikasi IPOT.
Supaya dampak yang dihasilkan semakin luas, IPS tengah mempersiapkan kerja sama dengan berbagai mitra seperti bank dan manajer investasi. Fitur-fitur inovatif di IPS diimplementasikan khusus di IPOT Fund untuk memastikan agar investor kecil di Indonesia mendapatkan akses yang sama terhadap produk investasi, harga, dan kepastian jual beli yang setara dengan investor besar.
Dengan berbagai keunggulan yang inovatif dan bersifat revolusioner tersebut, PFS IPOT Fund sangat memikat banyak kalangan. Pun memiliki prospek yang sangat besar, sekaligus amat berpeluang membuka pangsa pasar di dunia investasi reksa dana saham dan reksa dana EFT di Indonesia.
Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang dirilis Februari 2024 menyebutkan, investor di pasar modal mencapai 12.457.223, dan hingga April 2024 sebanyak 12,78 juta. Untuk di reksa dana sejumlah 11.729.622, saham & surat berharga lainnya 5.436.546, dan di SBN 1.033.590 investor.
KSEI merinci, di kelompuk umur (KU) sampai dengan 30 tahun yang berinvestasi di reksa dana mencapai 6,59 juta investor, KU 31-40 berjumlah 2,78 juta, KU 41-50 sebanyak 1,36 juta, dan di KU 51-60 dan lebih dari 60 tahun masing-masing berjumlah 653.340 dan 334.678 investor.
Total kelompok usia produktif (30-60 tahun) yang berinvestasi di reksa dana berjumlah 11,38 juta investor dengan aset mencapai Rp103,06 triliun. Ini mencakup 64,71% dari total aset reksa dana untuk semua kelompok umur yang mencapai Rp159,27 triliun.
Kepemilikan aset reksa dana untuk kelompok umur sampai dengan 30 tahun mencapai 9,55%, di KU 31-40 tahun mencakup 13,72%, untuk KU 41-50 17,60%, dan di KU 51-60 dan 60 tahun ke atas masing-masing 23,83% dan 35,30%. Makin tinggi KU, makin dominan kepemilikan asetnya. Situasi yang menunjukkan masih terdapat disparitas antara KU mudah dan KU tua dalam kepemilikan aset di bursa saham Indoesia.
Investor Reksa Dana (S-Invest) dan Saham & Surat Berharga lainnya (C-Best) di kelompok usia (KU) sampai dengan 30 tahun mencakup 56,15% dari total investor di bursa saham, dengan total aset masing-masing Rp15,21 triliuan dan Rp35,81 triliun. Di KU 31-40 mencakup 23,71% dengan total aset mencapai Rp21,85 triliun dan 93,90 triliun. Untuk KU 41-50 tahun mencakup 11,61%, total aset mencapai Rp28,04 triliun dan Rp153,73 triliun.
Di KU 51-60 tahun dan 60 tahun ke atas, masing-masing mencapai 5,57% dan 2,93% dari total investor di S-Invest dan C-Best. Total aset investor di KU 51-60 dan lebih dari 60 tahun untuk S-Invest mencapai Rp37,96 triliun dan Rp56,21 triliun. Untuk KU 51-60 dan lebih dari 60 tahun total aset C-Best mencapai 220,35 triliun dan 874,33 triliun.
Mayoritas (97,08%) investor reksa dana di BEI, mencakup 11.39 juta investor berasal dari dalam negeri, sisanya 2,92% investor asing. Untuk C-Best, investor lokal mencakup 58,69% atau 3.19 juta investor, asing 41,31%.
Data BPS 2023, penduduk Indonesia yang berusia 15-39 tahun mencapai 66,9 juta, KU 30-39 tahun berjumlah 43,5 juta, KU 40-49 tahun sebanyak 39,5 juta, KU 50-59 tahun dan lebih dari 60 tahun masing-masing berjumlah 31,3 juta dan 31,2 juta. Total penduduk usia produktif mencapai 181,2 juta.
Terdapat potensi investor dalam negeri sebanyak 169,81 juta untuk reksa dana, dan 178,01 juta untuk saham dan surat berharga lainnya. Sebuah peluang pasar yang sangat besar jika dilihat saat ini tercatat 11.387.117 investor lokal di reksa dana, baru 6,29% dari total penduduk produktif Indonesia di tahun 2023.
Prospek PFS IPOT Fund untuk menjaring investor di kelas menengah Indonesia (Bank Dunia: pengeluaran Rp1,2 juta – Rp6 juta/bulan, atau ADB di tahun 2010 pengeluaran US$2-20 per hari) juga terbuka sangat lebar. Diperkirakan, kelas menengah mencapai 53,6 juta, sekitar 20% dari total penduduk. Pemerintah menargetkan kelompok kelas menengah di Indonesia meningkat menjadi 38% pada lima tahun mendatang.
Untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, kelas menengah diproyeksikan mencapai 80% dari total penduduk. Ini menjadi salah satu prasyarat agar Idonesia bisa menggunakan bonus demografi dan keluar dari jebakan perangkap kelas menengah (middle income trap).
Semuanya memberi gambaran, pangsa pasar yang sangat besar dan prospek PFS IPOT Fund amat cerah di Indonesia. Sebagai produk inovatif yang revolusioner, kita berharap PFS IPOT Fund membawa lompatan besar dalam industri investasi di tanah air. Sekaligus menjadi sarana yang efektif untuk redistribusi kepemilikan aset di pasar modal dan terciptanya bursa saham yang inklusif, berkeadilan dan membawa kemakmuran bagi rakyat Indonesia.***