FAJAR, GAZA–Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berusaha menghalangi gencatan senjata dalam perang Gaza dengan pembantaian keji yang dilakukan oleh pasukan Israel.
Makanya, kepala biro politik Hamas tersebut meminta mediator internasional untuk bertindak menyusul dua serangan di Gaza yang menurut para pejabat Palestina menewaskan lebih dari 100 orang.
Serangan Israel terhadap kamp pengungsi Al-Mawasi, yang menurut Israel ditujukan kepada panglima militer Hamas, menyebabkan sedikitnya 90 orang tewas dan 300 lainnya luka-luka, menurut kementerian kesehatan di wilayah tersebut.
Badan pertahanan sipil mengatakan sedikitnya 20 orang tewas dalam serangan terhadap masjid darurat di kamp pengungsi Al-Shati di Kota Gaza.
Pernyataan Hamas mengatakan Haniyeh menghubungi para pejabat di Qatar dan Mesir, yang berusaha menjadi penengah dalam perang tersebut, serta Oman dan Turki untuk membahas pembantaian brutal tersebut.
Dia mengatakan Hamas telah menunjukkan tanggapan positif dan bertanggung jawab terhadap proposal baru untuk gencatan senjata dan pertukaran tahanan, namun posisi Israel yang diambil oleh Netanyahu adalah memberikan hambatan yang mencegah tercapainya kesepakatan.
Haniyeh juga mengecam komentar yang dibuat oleh Netanyahu serta kondisi dan poin baru dalam proposal gencatan senjata yang pertama kali digariskan oleh Presiden AS Joe Biden pada bulan Mei.
“Hal ini juga terkait dengan pembantaian keji yang dilakukan oleh tentara pendudukan hari ini,” katanya seperti dikutip The New Arab.